Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - LONDON. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dijadwalkan akan menghabiskan malam kedua di ruang perawatan intensive care unit (ICU) pada hari Selasa untuk membantu perjuangannya melawan infeksi virus corona.
Melansir Reuters, Johnson menerima bantuan oksigen tetapi berada dalam stabil. Menurut Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab, Johnson masih dalam semangat yang baik dan bernafas tanpa bantuan. Dia juga menambahkan bahwa pemimpin Inggris itu tidak membutuhkan ventilasi mekanik.
"Saya yakin dia akan berhasil karena jika ada satu hal yang saya tahu tentang perdana menteri ini, dia adalah seorang pejuang, dan dia akan kembali di pucuk pimpinan dan memimpin kita melalui krisis ini dalam waktu singkat," kata Raab seperti yang dilansir Reuters.
Baca Juga: Boris Johnson Masuk ICU, Pemimpin Dunia Sampaikan Doa Cepat Sembuh
Pertarungan pribadi Johnson dengan virus itu telah mengguncang pemerintahan Inggris, yang sekarang berada di minggu ketiga pengunciannya. Para ilmuwan menilai, ini akan menjadi fase paling mematikan dari epidemi virus corona, yang telah menewaskan sedikitnya 6.159 orang.
Johnson, 55, dirawat di Rumah Sakit St Thomas, di seberang Sungai Thames dari parlemen, Minggu malam setelah menderita gejala termasuk demam dan batuk selama lebih dari 10 hari.
Kondisinya memburuk, dan dia dipindahkan pada hari Senin ke unit perawatan intensif jika sewaktu-waktu dia perlu memakai ventilator.
Baca Juga: Inilah Dominic Raab, sosok siaga yang mengambil alih kepemimpinan Inggris jika...
Dalam pembaruan pada Selasa malam, kantor Downing Street mengatakan dia akan tetap di sana untuk pengawasan ketat dan tidak ada pembaruan lebih lanjut yang diharapkan sebelum Rabu.
Ratu Elizabeth mendoakan Johnson agar bisa cepat pulih dan mengirim pesan dukungan kepada tunangannya yang hamil, Carrie Symonds, serta keluarganya. Kondisi ini juga memantik ucapan kata-kata hangat dari pesohor lain seperti Presiden AS Donald Trump dan para pemimpin dunia lainnya.
Raab mengatakan, "Dia bukan hanya perdana menteri dan, bagi kita semua di kabinet, dia bukan hanya bos kita, dia juga seorang kolega dan dia juga teman kita."
Baca Juga: Jika Boris Johnson tidak mampu menjalankan tugasnya, Inggris tak punya Plan B
Siapa yang memimpin?
Namun, ketidakhadiran Johnson, pemimpin pertama dari kekuatan besar yang dirawat di rumah sakit akibat COVID-19, telah menimbulkan pertanyaan tentang siapa yang benar-benar bertanggung jawab pada saat yang sangat penting di Inggris.