kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Malapetaka Utang AS di Depan Mata, Ini Kata Janet Yellen


Senin, 08 Mei 2023 / 07:46 WIB
Malapetaka Utang AS di Depan Mata, Ini Kata Janet Yellen
ILUSTRASI. Janet Yellen memperingatkan kegagalan menaikkan plafon utang AS bisa menimbulkan konsekuensi yang mengerikan. Made Nagi/Pool via REUTERS


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Menteri Keuangan AS Janet Yellen kembali memperingatkan kegagalan menaikkan plafon utang AS bisa menimbulkan konsekuensi yang mengerikan.

Melansir BBC, menurut Yellen, tanpa tercapainya kesepakatan untuk meningkatkan apa yang dapat dipinjam oleh pemerintah federal, uang AS bisa habis pada awal Juni.

Pada saat itu pemerintah federal mungkin tidak dapat membayar upah, kesejahteraan, dan pembayaran lainnya.

"Ini tugas Kongres untuk melakukan ini. Jika mereka gagal melakukannya, kita akan mengalami malapetaka ekonomi dan keuangan yang kita buat sendiri," katanya.

Dalam sebuah wawancara dengan ABC News pada hari Minggu (7/5/2023), Yellen mengatakan negosiasi plafon utang tidak boleh dilakukan dengan todongan senjata ke kepala rakyat Amerika.

Di sisi lain, waktu sudah hampir habis untuk kesepakatan.

Pada hari Selasa, Presiden AS Joe Biden akan bertemu dengan para pemimpin Republik untuk meminta mereka menyetujui peningkatan batas utang dari US$ 31,4 triliun saat ini.

Kongres biasanya mengikat persetujuan plafon utang yang lebih tinggi dengan ketentuan anggaran dan langkah-langkah pengeluaran.

Baca Juga: The Fed Kembali Kerek Suku Bunga, Apa Untung dan Ruginya?

Bulan lalu Dewan Perwakilan Rakyat meloloskan RUU untuk menaikkan batas atas, yang saat ini kira-kira sama dengan 120% dari output ekonomi tahunan negara itu, tetapi termasuk dalam RUU pemotongan pengeluaran selama dekade berikutnya.

Sementara itu, Biden ingin Kongres setuju untuk menaikkan plafon utang, tanpa syarat. Biden mengatakan dia tidak akan bernegosiasi tentang kenaikan tersebut dan akan membahas pemotongan anggaran setelah masalah tersebut diselesaikan.

"Kegagalan untuk menemukan kesepakatan lintas partai tentang masalah ini dapat mengakibatkan krisis konstitusional", kata Yellen.

Pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan apakah ada ruang dalam konstitusi bagi presiden untuk terus mengeluarkan utang baru tanpa persetujuan Kongres, tetapi minggu ini akan berusaha untuk menghindari skenario itu.

"Kita seharusnya tidak sampai pada titik di mana kita perlu mempertimbangkan apakah presiden dapat terus menerbitkan surat utang. Ini akan menjadi krisis konstitusional," kata Yellen kepada ABC.

Baca Juga: Bursa Asia Terkoreksi Imbas Membesarnya Potensi Gagal Bayar Utang Pemerintah AS



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×