kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.706.000   -3.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.325   -13,00   -0,08%
  • IDX 6.648   116,18   1,78%
  • KOMPAS100 970   17,08   1,79%
  • LQ45 760   12,56   1,68%
  • ISSI 205   3,87   1,92%
  • IDX30 395   6,02   1,55%
  • IDXHIDIV20 478   10,45   2,23%
  • IDX80 110   1,90   1,76%
  • IDXV30 114   2,91   2,63%
  • IDXQ30 130   2,07   1,62%

Malaysia Bakal Produksi Semikonduktor Gandeng Arm Holding


Rabu, 05 Maret 2025 / 16:46 WIB
Malaysia Bakal Produksi Semikonduktor Gandeng Arm Holding
ILUSTRASI. Semiconductors are seen on a printed circuit board in this illustration picture taken February 17, 2023. REUTERS/Florence Lo/File Photo


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Arm Holding Plc, perusahaan asal Inggris yang dimiliki oleh SoftBank Group Corp telah sepakat akan menyediakan desain chip dan teknologi untuk Malaysia selama 10 tahun ke depan. Kesepakatan ini akan membuat Malaysia masuk di industri perakitan cip dan juga memproduksi semikonduktor

Malaysia saat ini menyumbang sekitar 10% dari perakitan semikonduktor global dan telah menandatangani perjanjian senilai US$ 250 juta sekitar Rp 4,08 triliun dengan Arm Holdings. Perjanjian ini akan mencakup sejumlah lisensi dan pengetahuan terkait semikonduktor. 

Pemerintah Malaysia berencana menggunakan kesepakatan ini untuk membantu perusahaan lokal merancang chip mereka sendiri dan menargetkan ekspor semikonduktor sebesar RM 1,2 triliun pada 2030.

Baca Juga: Indonesian Arm of Malaysia's Mr DIY Slumps on Market Debut

"Kami selalu ingin bergerak dari bagian belakang yang berfokus pada pengujian dan perakitan ke bagian depan dalam desain chip," kata Menteri Ekonomi Malaysia, Rafizi Ramli dalam wawancara dengan Bloomberg Television. Rafizi menyebut pendekatan pemerintah yang bekerja sama dengan Arm adalah langkah radikal untuk membangun ekosistem semikonduktor di negara ini.

Dengan adanya kesepakatan ini, Malaysia mempercepat ambisinya untuk memproduksi chip buatan sendiri, dengan target menciptakan hingga 10 perusahaan chip yang memiliki total pendapatan tahunan hingga US$ 20 miliar. Rafizi juga menyebutkan kesepakatan ini dapat menambah 1% pada produk domestik bruto (PDB) Malaysia.

Meskipun Malaysia sudah menjadi pusat penting untuk pengujian dan pengemasan chip, negara ini belum benar-benar terjun ke dalam desain chip. Saat ini, Malaysia menjadi tuan rumah sejumlah fasilitas pengemasan chip untuk perusahaan-perusahaan besar seperti Intel Corp., GlobalFoundries Inc., dan Infineon Technologies AG. Pembuat peralatan chip lokal juga semakin diperhitungkan di rantai pasokan global, dengan Applied Materials Inc. yang membuka pabrik di Malaysia.

Baca Juga: Mengapa Awal Puasa di Indonesia Beda dengan Singapura, Malaysia, dan Brunei?

Pemerintah Malaysia juga telah mengalokasikan dana minimal RM 25 miliar untuk mendukung industri semikonduktornya. Rafizi sebelumnya menyebutkan Malaysia memerlukan waktu lima hingga 10 tahun untuk memproduksi chip lokal, namun kini mempercepat jadwal tersebut menjadi lima hingga tujuh tahun berkat bantuan Arm.

Industri semikonduktor menjadi prioritas utama bagi Malaysia, di tengah ketegangan geopolitik dan pergeseran rantai pasokan global. Dukungan terhadap pembuatan chip lokal semakin penting karena hampir dua perlima dari ekspor Malaysia terdiri dari produk elektronik dan listrik.

Meskipun optimisme terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Malaysia tetap tinggi, pihak berwenang khawatir dampak dari rencana tarif AS yang dapat mempengaruhi Malaysia yang sangat bergantung pada perdagangan. Presiden AS, Donald Trump akan memberlakukan tarif sekitar 25% terhadap impor otomotif, semikonduktor, dan farmasi, yang dapat berdampak pada pasar ekspor semikonduktor Malaysia.

Malaysia, bersama sejumlah negara lainnya, berupaya memperkuat kemampuan produksi semikonduktor domestik sebagai respons terhadap krisis chip global akibat pandemi dan ketegangan perdagangan AS-China. Negara-negara seperti Jepang dan China juga berlomba untuk memperkuat kemampuan pembuatan chip mereka.

"Apa yang kami lihat dari pemerintah Malaysia adalah langkah signifikan untuk mempercepat dan memulai ekosistem ini," ujar CEO Arm, Rene Haas. Dengan kesepakatan ini, Malaysia semakin menegaskan niatnya untuk menjadi pemain utama dalam industri semikonduktor global.

Baca Juga: Malaysia Penjarakan Warga Israel 7 Tahun atas Kepemilikan Senjata Api

Selanjutnya: Vastland (VAST) Siapkan Capex Rp 4 Miliar untuk 2025, Fokus pada Pemeliharaan Aset

Menarik Dibaca: ASDP Sediakan 1.060 Tiket Mudik Gratis di 9 Lintasan, Ini Rinciannya



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×