Sumber: CNBC | Editor: Sanny Cicilia
WASHINGTON. Amerika Serikat (AS) makin gaduh soal Rusia. Kemarin Rabu (17/5), Kejaksaan Agung membuat tim khusus, Special Counsel, untuk menginvestigasi dugaan intervensi Rusia pada kampanye 2016 yang memenangkan Presiden Donald Trump.
Wakil Jaksa Agung AS Rod Rosenstein menunjuk mantan Kepala FBI Bob Mueller untuk memimpin tim. Mueller akan bertindak sebagai jaksa dan memimpin agen FBI yang mengerjakan kasus ini.
Mueller telah memimpin FBI selama 12 tahun di bawah pemerintahan Presiden George W. Bush dan Barack Obama. Dia merupakan kepala FBI dengan masa jabatan terpanjang setelah J. Edgar Hoover. Kejaksaan mengatakan, Mueller telah mengajukan pengunduran diri dari firma hukumnya untuk menghindari konflik kepentingan.
Pemicu kegaduhan ini adalah ketika Presiden Donald Trump memecat Kepala FBI James Comey 9 Mei lalu. Publik sontak menyorot pernyataan FBI Maret lalu yang mengkonfirmasi bahwa ada intervensi Rusia pada pemilu 2016 tersebut.
Awal pekan ini, Comey mengatakan, Presiden Trump pernah memintanya Februari lalu menghentikan penyelidikan terhadap mantan penasihat keamanan nasional Michael Flynn, yang diduga punya keterkaitan dengan Rusia. Diduga kuat, alasan FBI tetap menyelidiki peran Rusia di pemilu AS ini menjadi penyebab pemecatan Comey.
Rosenstein mengaku mendapat desakan dari publik dan kongres. "Saya melihat ini adalah kepentingan publik dan menunjuk Special Counsil sebagai tanggung jawab terkait masalah ini," katanya, dikutip CNBC. Dia menegaskan, tujuan penyelidikan ini bukanlah semata menemukan tindak kejahatan.