Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - GRAND BLANC. Aksi penembakan massal kembali terjadi di Amerika Serikat (AS).
Seorang pria berusia 40 tahun, Thomas Jacob Sanford, mantan marinir AS asal Burton, menabrakkan mobilnya ke pintu depan sebuah gereja Mormon di Grand Blanc, Michigan, Minggu (28/9), lalu melepaskan tembakan dengan senapan serbu.
Baca Juga: Buffett Super Royal, Bezos Hemat? Ranking 10 Miliarder Dermawan 2025
Sedikitnya dua orang tewas dan delapan lainnya luka-luka sebelum pelaku tewas dalam baku tembak dengan polisi.
Kepala Polisi Grand Blanc Township, William Renye, mengatakan Sanford juga dengan sengaja membakar gereja tersebut.
“Kami percaya akan menemukan korban tambahan begitu bisa menjangkau area yang terbakar,” ujarnya dalam konferensi pers.
Saat kejadian, ratusan jemaat sedang berada di dalam gereja. Dua petugas penegak hukum, masing-masing dari Departemen Sumber Daya Alam Michigan dan Kepolisian Grand Blanc Township, langsung terlibat baku tembak dengan Sanford hingga menewaskannya.
Baca Juga: Bursa Asia Bergerak Variatif Senin (29/9) Pagi, RBA Mulai Rapat Dua Hari
Sanford tercatat sebagai veteran perang Irak yang bertugas di Korps Marinir AS pada 2004–2008.
Polisi kini menyelidiki rumah dan catatan komunikasi Sanford untuk mengungkap motif penyerangan.
Insiden ini kian menambah daftar kelam penembakan massal di AS. Menurut Gun Violence Archive, kasus Michigan menandai peristiwa penembakan massal ke-324 sepanjang 2025.
Hanya dalam 24 jam terakhir, tercatat tiga penembakan massal, termasuk di Southport, North Carolina, yang menewaskan tiga orang, dan di sebuah kasino di Eagle Pass, Texas, yang merenggut dua nyawa.
Baca Juga: Trump Dorong Kesepakatan Damai Gaza, Hamas Kehilangan Kontak dengan 2 Sandera
Gubernur Michigan Gretchen Whitmer menyebut peristiwa ini sebagai tragedi yang melukai hati warganya.
“Kekerasan, apalagi di tempat ibadah, tidak bisa diterima,” ujarnya.
Sementara Presiden Donald Trump menilai insiden tersebut sebagai “serangan yang ditargetkan terhadap umat Kristen di Amerika Serikat” dan menegaskan FBI sudah turun tangan di lokasi.