Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - LOS ANGELES. Negara bagian California akan menghadapi pemerintah federal di pengadilan pada hari Kamis (12 Juni 2025) terkait keputusan Presiden Donald Trump yang mengerahkan pasukan militer ke Los Angeles.
Langkah kontroversial ini menyusul gelombang protes nasional terhadap kebijakan imigrasi Trump yang semakin ketat.
700 Marinir Dikerahkan untuk Mendukung Penangkapan Imigran
Sekitar 700 personel Marinir Amerika Serikat dijadwalkan hadir di jalan-jalan Los Angeles pada Kamis atau Jumat, untuk mendukung hingga 4.000 personel Garda Nasional yang telah lebih dulu ditugaskan guna melindungi properti federal dan mendampingi petugas imigrasi dalam razia.
Baca Juga: Trump Umumkan Kesepakatan Penting dengan Tiongkok, Apa Saja?
Keputusan Trump ini diambil setelah serangkaian demonstrasi besar pecah di kota-kota besar seperti Los Angeles, New York, Chicago, Washington D.C., dan San Antonio, Texas, sebagai bentuk penolakan terhadap razia imigrasi yang digelar pekan lalu.
Gugatan Hukum oleh California
Pemerintah negara bagian California, dipimpin oleh Gubernur Gavin Newsom, mengajukan gugatan hukum untuk menentang pengerahan militer tersebut.
Pengadilan federal di San Francisco dijadwalkan akan mendengarkan argumen pada Kamis ini terkait permintaan perintah penahanan sementara (temporary restraining order) terhadap keterlibatan militer dalam aktivitas penegakan hukum.
Dalam gugatan tersebut, California mengupayakan agar kontrol atas Garda Nasional dikembalikan ke otoritas negara bagian dan bahwa pengerahan Marinir dinyatakan melanggar hukum federal.
Trump: "Tanpa Tindakan Saya, L.A. Sudah Terbakar"
Trump membela keputusannya dalam sebuah acara di Kennedy Center, dengan menyatakan, "Jika saya tidak bertindak cepat, Los Angeles akan terbakar sekarang."
Namun, pernyataan ini ditolak oleh para pemimpin lokal dan negara bagian yang menilai pengerahan militer justru memperparah situasi dan menciptakan ketegangan baru.
Baca Juga: AS Resmi Luncurkan Situs Trump Gold Card untuk Warga Seluruh Dunia, Ini Syaratnya
Politisi Demokrat di seluruh negeri mengecam keputusan ini sebagai bentuk otoritarianisme yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi Amerika.
Protes Berlanjut di Hari Keenam
Pada Rabu malam, protes memasuki hari keenam di Los Angeles. Sebagian besar demonstrasi berlangsung damai, namun beberapa insiden kekerasan terjadi.
Polisi melaporkan adanya pelemparan kembang api industri dan batu ke arah petugas, serta penggunaan peluru karet oleh aparat di depan Balai Kota terhadap kelompok demonstran yang tidak melakukan kekerasan.
Hingga kini, sekitar 400 orang telah ditangkap sejak demonstrasi dimulai. Di New York, setidaknya 34 orang ditahan dengan dakwaan pidana pada hari sebelumnya.
Lebih dari 1.800 aksi demonstrasi anti-Trump dijadwalkan berlangsung pada Sabtu mendatang, bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke-250 Angkatan Darat AS dan ulang tahun Presiden Trump ke-79. Parade militer besar-besaran dengan kendaraan lapis baja akan berlangsung di Washington D.C., di tengah meningkatnya ketegangan politik dalam negeri.
Baca Juga: Trump Disambut Sorakan dan Cemoohan di Kennedy Center saat Saksikan 'Les Misérables'
Marinir Dilatih Khusus untuk Kendali Massa
Komando Utara AS menyatakan bahwa batalion Marinir yang dikirim ke Los Angeles telah menjalani pelatihan khusus dalam teknik de-eskalasi dan pengendalian massa. Pasukan ini dikerahkan di bawah otoritas hukum federal "Title 10", yang membatasi peran militer dalam penegakan hukum sipil.
Namun, militer menyebut bahwa Marinir diperbolehkan untuk sementara menahan individu dalam kondisi tertentu, seperti mencegah serangan atau gangguan terhadap personel federal.
Mayor Jenderal Scott Sherman, komandan pasukan gabungan tersebut, menegaskan bahwa Marinir akan membawa amunisi hidup, meskipun senjata mereka tidak akan dimuat kecuali dalam situasi darurat.