Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - LOS ANGELES/WASHINGTON. Militer Amerika Serikat (AS) akan mengerahkan sekitar 700 personel Marinir ke Los Angeles untuk sementara waktu, sembari menunggu tambahan pasukan Garda Nasional.
Langkah ini menjadi eskalasi terbaru dari respons Presiden Donald Trump terhadap gelombang protes jalanan yang dipicu oleh kebijakan imigrasinya yang agresif.
Komando Utara AS (U.S. Northern Command) menyatakan bahwa satu batalion Marinir akan dikirim untuk membantu melindungi properti dan personel federal hingga Garda Nasional tambahan tiba di lokasi.
Baca Juga: 1 WNI Ditahan Imigrasi AS, KJRI Turun Tangan Dalami Keterkaitan Kerusuhan Los Angeles
Sejauh ini, pemerintahan Trump belum mengaktifkan Insurrection Act, undang-undang yang memungkinkan militer melakukan penegakan hukum sipil secara langsung, menurut seorang pejabat AS yang berbicara secara anonim.
Ketegangan memuncak sejak Trump memerintahkan pengerahan Garda Nasional pada Sabtu lalu setelah protes jalanan meletus akibat penggerebekan imigrasi di wilayah California Selatan.
Ini menjadi titik panas terbesar dari upaya Trump untuk mendeportasi migran yang tinggal secara ilegal di AS.
Trump menyatakan pada Senin bahwa ia “tidak punya pilihan lain” selain memerintahkan pengerahan pasukan guna mencegah kekerasan yang lebih luas.
Ia bahkan mendukung usulan dari penasihat perbatasannya, Tom Homan, yang menyarankan agar Gubernur California Gavin Newsom ditangkap, menyusul sikap Newsom yang menggugat keputusan pengerahan Garda Nasional.
Pemerintah federal menuding Presiden Demokrat Joe Biden telah membiarkan terlalu banyak imigran masuk ke AS dan menuding kota-kota yang dipimpin Partai Demokrat, seperti Los Angeles, telah menghambat upaya deportasi.
Baca Juga: Garda Nasional Tiba di Los Angeles, Tangani Demostrasi Penggerebekan Imigrasi
Demonstrasi terus berlangsung setiap hari sejak Jumat, ketika aktivis bentrok dengan aparat sheriff.
Pada Senin, ratusan pengunjuk rasa berkumpul di luar pusat penahanan imigrasi di pusat kota dan lokasi lainnya.
Di tengah penjagaan ketat aparat keamanan, para demonstran membawa poster yang mengecam kebijakan Trump sambil diiringi musik Meksiko.
Aksi serupa dijadwalkan digelar di lebih dari selusin kota lainnya, termasuk Atlanta, Boston, Chicago, New York, dan San Francisco.
Marinir untuk Operasi Domestik?
Pengerahan Marinir untuk operasi domestik sangat jarang terjadi. Biasanya mereka dikerahkan untuk respons terhadap bencana besar seperti Badai Katrina atau serangan 11 September.
Meskipun Marinir berada di bawah komando presiden sebagai panglima tertinggi, tanpa Insurrection Act mereka dilarang secara hukum untuk melakukan penegakan hukum sipil dan hanya dapat membantu melindungi properti serta personel federal.
Baca Juga: Trump Kerahkan Garda Nasional untuk Kendalikan Demonstrasi di Los Angeles
Penggunaan militer secara langsung untuk aksi polisi terakhir kali dilakukan pada 1992, saat Gubernur California meminta bantuan Presiden George H.W. Bush untuk meredam kerusuhan Los Angeles pasca pembebasan polisi yang menganiaya Rodney King.
Meskipun Marinir hanya akan bertugas sebagai dukungan, kehadiran mereka tetap menuai kritik dari Demokrat.
“Tingkat eskalasi ini benar-benar tidak diperlukan, tidak beralasan, dan belum pernah terjadi sebelumnya,” tulis kantor pers Gubernur Newsom di platform X.
Jaksa Agung California Rob Bonta menyatakan, pihaknya telah menggugat kebijakan ini, meskipun Reuters belum dapat mengonfirmasi apakah gugatan resmi telah diajukan.
Undang-undang federal memang memperbolehkan presiden mengerahkan militer jika terjadi invasi, pemberontakan, atau jika aparat sipil dianggap tidak mampu menegakkan hukum.
Gugatan California menuduh Trump melampaui kewenangannya berdasarkan undang-undang tersebut dan meminta pengadilan menyatakan tindakannya sebagai ilegal.
Baca Juga: Donald Trump Tersandung di Tangga Menuju Air Force One