Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Raksasa kasino Amerika Serikat (AS), Las Vegas Sands, sedang menghadapi gugatan senilai US$ 12 miliar dari mantan mitranya di pengadilan Makau. Kasus tersebut terkait lisensi kasino yang diberikan pada pusat perjudian terbesar dunia itu selama dua dekade
Mengutip Reuters, mantan mitra Asian American Entertainment Corporation, yang dipimpin pengusaha Taiwan Marshall Hao, menuntut ganti rugi sekitar 70% dari keuntungan Sands di Makau dari tahun 2004 hingga 2022. Angka tersebut mencapai sekitar US$ 12 miliar atau setara Rp 171 triliun. (US$ 1= Rp 14.250)
Persidangan yang dijadwalkan dimulai pada 16 Juni mendatang ini menuduh Sands telah melanggar kontraknya dengan Asian American untuk lisensi kasino di Makau.
Sands yang juga memiliki kasino di Singapura sejatinya telah berjuang melawan klaim dari Asian American sejak tahun 2007, ketika kasus itu pertama kali digelar di AS. Sedangkan kasus yang di Makau diajukan pada tahun 2012, setelah kasus di AS dihentikan karena alasan pembatasan dan prosedural.
Sebagai informasi, Sands dan Asian American pada tahun 2001 bersama-sama mengajukan tawaran untuk konsesi game. Berdasarkan isi gugatan, selama proses tersebut, Sands berganti mitra, bekerja sama dengan grup Hong Kong Galaxy Entertainment. Kombinasi Sands-Galaxy ini yang justru memenangkan lisensi tersebut.
Baca Juga: Penyelidikan pengawas Australia terhadap kasino Crown diperluas
Marshall Hao mengatakan, Sands menghentikan usaha patungan-nya dengan Asian American dan kemudian menyerahkan pengajuan yang identik dengan yang sebelumnya bersama mitra baru Galaxy.
"Asian American telah memenangkan semua pertempuran hukum besar dalam gugatan Makau sejak kami mengajukannya pada tahun 2012. Jadi kami yakin," ujar Marshall.
Sands berusaha menghindari persidangan dengan mengajukan tindakan hukum di Nevada dan Makau. Perusahaan mengatakan secara konsisten menyatakan bahwa kasus ini tidak berdasar.
“Kami memiliki keyakinan bahwa pada akhirnya proses peradilan Makau akan mencapai kesimpulan yang sama." ujar perusahaan.
Dalam laporan tahunan terbarunya, Sands mengatakan perusahaan saat ini tidak dapat menentukan kemungkinan hasil dari masalah ini atau kisaran kerugian yang mungkin terjadi.