Sumber: Daily Mail | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - BUCKINGHAMSHIRE. Wakil Presiden BP ditemukan tewas gantung diri di rumah mewahnya pada hari Rabu (30/9). Insiden ini terjadi satu pekan pasca dirinya dipecat dari jajaran eksekutif perusahaan.
Jasad Nick Spencer yang berusia 61 tahun ditemukan tergantung di rumah mewahnya seharga £ 2 juta yang terletak di Buckinghamshire, Inggris.
Spencer telah bekerja selama satu dekade di raksasa minyak BP sebelum akhirnya dipaksa meninggalkan perusahaan itu pada 31 Maret 2020 lalu.
Istrinya, Eve, mengatakan bahwa suaminya menjadi depresi setelah menerima kabar bahwa dirinya dipecat dari perusahaan, seperti dikutip Daily Mail.
"Dia sedang mencari pekerjaan baru dan saya merasa dia tampak positif tetapi ada krisis minyak karena Covid-19 dan dia khawatir akan sulit menata ulang rumah dan keuangannya," ungkap Eve.
Baca Juga: Inilah sosok orang paling tajir se-China yang baru, pengganti Jack Ma
Eve melanjutkan bahwa para periode menjelang kematiannya, Spencer tampak lebih sedih, bahkan saat merayakan ulang tahun pernikahan yang ke-12.
Petugas polisi pertama yang tiba di rumah di Beaconsfield, Buckinghamshire, menemukan jasad Spencer di garasi rumahnya.
Sang istri mengidentifikasi jasad tersebut sebagai suaminya pada pukul 10:30 pagi Rabu lalu.
Keinginan bunuh diri telah diungkap sejak lama
Dalam laporan pemeriksaan, seorang psikiater memastikan bertemu dengan Spencer pada 18 Januari 2020. Saat itu Spencer menceritakan bahwa pekerjaannya akan segera berakhir.
Dalam konsultasi dengan sang psikiater, Spencer juga menyatakan bahwa dia sempat memiliki pikiran untuk bunuh diri secara spesifik. Ia disebut khawatir dengan kondisi keuangan dan keluarganya setelah mendengar kabar bahwa dirinya akan diberhentikan dari BP.
Baca Juga: Fakta menarik Mukesh Ambani: Konglomerat minyak India, orang terkaya di Asia
Setelah pertemuan pada Januari, Spencer menolak untuk melanjutkan kembali rangkaian konsultasi dan membatalkan semua jadwalnya dengan psikiater.
"Saya merasa elemen pelindung dalam hubungannya dengan keluarganya mencegahnya untuk melakukan pikiran untuk bunuh diri," ungkap sang psikiater, seperti dikutip Daily Mail.
Karier Nick Spencer di British Petroleum
Nick Spencer lulus dari Harvard Business School pada 1999. Segera setelah itu, ia berhasil menjadi manajer umum di European Refining, memimpin tiga kilang di seluruh Eropa.
Dia kemudian bekerja di ConocoPhillips selama tujuh tahun berikutnya, ditugaskan untuk mendirikan bisnis di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara.
Nick Spencer mulai bergabung dengan British Petroleum pad atahun 2009 sebagai pemimpin unit bisnis yang bekerja selama lima tahun di kilang terbesar di AS.
Berkat kecermelangannya, Spencer terpilih sebagai Vice President of Global Refining pada November 2014 di mana ia memimpin 7.500 karyawan dengan margin kotor US$ 6 miliar.
Dia bertahan di posisi itu sampai akhirnya diberhentikan pada bulan Maret tahun ini dengan alasan yang tidak diungkap.