Sumber: Bloomberg | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. CEO Facebook Inc Mark Zuckerberg kehilangan US$ 7,2 miliar atau setara Rp 102,24 triliun (Kurs Rp 14.200) setelah sejumlah perusahaan menarik iklan mereka dari Facebook.
Boikot iklan yang dilakukan sejumlah pengiklan raksasa itu turut menyeret saham raksasa media sosial ini turun 8,3% pada perdagangan hari Jumat (26/6), penurunan saham tersebut merupakan yang terbesar dalam tiga bulan.
Penurunan saham ini terjadi setelah salah satu pengiklan terbesar di dunia yakni Unilever bergabung dalam kelompok perusahaan yang memboikot iklan di jejaring sosial.
Baca Juga: Coca Cola stop beriklan di medsos seluruh dunia, ikuti jejak Unilever
Unilever mengumumkan akan berhenti menghabiskan uang untuk iklan di seluruh jaringan Facebook pada tahun ini.
Penurunan saham ini membuat Facebook kehilangan market valuenya sebesar US$ 56 miliar atau setara Rp 795,20 triliun dan menekan kekayaan bersih Zuckerberg turun menjadi US$ 82,3 miliar atau Rp 1.168,66 triliun, menurut Bloomberg Billionaires Index.
Penurunan kekayaan ini membuat CEO Facebook turun peringkat ke posisi keempat terkaya dunia, disusul bos Louis Vuitton Bernard Arnault, yang diangkat menjadi salah satu dari tiga orang terkaya di dunia bersama dengan Jeff Bezos dan Bill Gates.
Perusahaan-perusahaan seperti Verizon Communications Inc hingga Hershey Co telah menghentikan iklan ke media sosial setelah para kritikus mengatakan bahwa Facebook telah gagal untuk secara memadai menghentikan pidato kebencian dan informasi yang salah di platform mereka.
Baca Juga: Sejumlah perusahaan raksasa boikot pasang iklan, Facebook akhirnya mau beri label
Coca-Cola Co mengatakan akan menghentikan semua iklan berbayar di semua platform media sosial selama setidaknya selama 30 hari ke depan.
Zuckerberg merespons pada hari Jumat terhadap kritik yang berkembang tentang informasi yang salah di situs tersebut.
Zuckerberg mengumumkan bahwa perusahaan akan melabeli semua postingan yang berhubungan dengan pemungutan suara dengan tautan yang mendorong pengguna untuk melihat pusat informasi pemilih yang baru.
Baca Juga: Wall Street anjlok lebih dari 2% karena lonjakan virus corona di AS
Facebook juga memperluas definisi tentang pidato kebencian yang dilarang, menambahkan klausa yang mengatakan tidak ada iklan akan diizinkan jika mereka memberi label demografis lain sebagai berbahaya.
"Tidak ada pengecualian untuk politisi dalam kebijakan apa pun yang saya umumkan di sini hari ini," kata Zuckerberg.