Sumber: Reuters | Editor: Asnil Amri
WASHINGTON. Seorang pria berusia 34 tahun melepaskan tembakan di pusat militer Amerika Serikat (AS), tepatnya di markas Angkatan Laut US Navy Yard pada hari Senin (16/9).
Dalam peristiwa penembakan tersebut, diketahui ada 13 orang tewas, termasuk pria bersenjata tersebut. Lokasi penembakan tak jauh dari gedung Kongres dan juga Gedung Putih.
Sementara it, FBI mengidentifikasi, tersangka bernama Aaron Alexis dari Fort Worth, Texas. Sementara itu, Kepala Polisi Washington DC, Cathy Lanier mengatakan kepada wartawan bahwa Alexis terlibat dalam penembakan dengan petugas polisi sehingga ia akhirnya meninggal .
"Kami belum memiliki indikasi atau motif apa yang dimiliki tersangka saat ini," kata Lanier. Valerie Parlave, asisten direktur FBI yang bertanggung jawab di bidang keamanan perkantoran di Washington meminta masyarakat membantu memberikan informasi tentang Alexis.
Pihak berwenang mengatakan, mereka mencari pria bersenjata yang lainnya, yang mungkin mengenakan pakaian ala militer. Sebelumnya, para pejabat mengatakan mencari dua orang, namun polisi bilang salah satu dari dua orang itu bukan tersangka dalam penembakan itu yang dilakukan pada waktu 08:30 EDT .
Walikota Washington DC, Vincent Gray mengatakan, setidaknya ada 13 orang tewas dan 12 orang terluka akibat serangan mematikan di markas TNI AL tersebut. Di markas militer itu terdapat persenoel militer, kontraktor sipil yang membangun dan memelihara kapal Angkatan Laut dan kapal selam. Setidaknya ada 3.000 orang bekerja di sana .
Patricia Ward , yang bekerja di Navy Yard, mengatakan ia mendengar tiga tembakan "dor, dor, dor" dan kemudian empat tembakan lagi setelah jeda ."Semua orang panik dan mencoba untuk memutuskan mana jalan keluar, " kata Ward kepada wartawan .
Penjaga keamanan mengatakan kepada orang-orang untuk "lari , lari, lari," kata Ward. Sementara itu, ayah tersangka, Aaron Alexis bernama Algernon Alexis masih tertegun mendapat kabar kalau anaknya diduga terlibat dalam peristiwa itu. "Ini kabar yang mengejutkan" katanya.
Presiden Barack Obama sudah diberitahukan tentang penembakan tersebut dan kemudian berbicara di awal pidato ekonomi AS ."Kami menghadapi lagi penembakan massal, dan hari ini terjadi di instalasi militer di ibukota AS," kata Obama .
Obama berjanji untuk melakukan perubahan kontrol senjata setelah banyaknya peristiwa penembakan massal yang terjadi belakangan ini, terutama tewasnya 20 anak sekolah dan enam orang dewasa ketika terjadi penembakan sekolah Connecticut Desember lalu.