Sumber: Al Jazeera | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maroko berencana mengeluarkan setidaknya 120 miliar dirham (US$11,7 miliar) untuk rencana rekonstruksi pascagempa selama lima tahun ke depan, kata istana kerajaan, setelah gempa berkekuatan 6,8 skala richter terjadi pada 8 September yang menewaskan lebih dari 2.900 orang.
Rencana tersebut akan menargetkan 4,2 juta orang di provinsi Al Haouz, Chichaoua, Taroudant, Marrakesh, Ouarzazate dan Azizlal yang paling parah terkena dampaknya, kata istana kerajaan pada hari Rabu, setelah pertemuan Raja Mohammed VI dengan pejabat pemerintah dan militer.
Hal ini mencakup pembangunan kembali perumahan dan peningkatan infrastruktur dengan cara yang kondusif bagi pembangunan sosial dan ekonomi di daerah yang terkena gempa, tambah pernyataan itu.
Baca Juga: Gempa Maroko, Korban Meninggal Capai 2.901 Orang dan Pengungsi Mulai Frustasi
Istana kerajaan mengatakan rencana tersebut akan didanai oleh anggaran pemerintah, bantuan internasional, dan dana yang dibentuk sebagai respons terhadap gempa tersebut.
Dana tersebut sejauh ini telah menerima sumbangan sekitar US$700 juta.
Program ini juga mencakup pendirian pusat cadangan penting di setiap wilayah, termasuk tenda, selimut, tempat tidur, obat-obatan, dan persediaan makanan untuk merespons bencana alam.