kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Gempa Maroko, Korban Meninggal Capai 2.901 Orang dan Pengungsi Mulai Frustasi


Selasa, 12 September 2023 / 22:49 WIB
Gempa Maroko, Korban Meninggal Capai 2.901 Orang dan Pengungsi Mulai Frustasi
ILUSTRASI. Orang-orang berkemah di pinggir jalan setelah gempa bumi mematikan di Imgdal, Maroko, 11 September 2023. REUTERS/Hannah McKay


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - TALAT N'YAAQOUB, Maroko. Banyak korban gempa Maroko yang selamat tengah berjuang di tempat penampungan sementara pada hari Selasa (12/9).

Sementara penduduk desa di daerah pegunungan yang hancur menyuarakan rasa frustasi karena belum menerima bantuan dari pihak berwenang.

Sejauh ini, jumlah korban tewas akibat gempa berkekuatan magnitudo 6,8 yang terjadi di Pegunungan High Atlas pada hari Jumat lalu meningkat menjadi 2.901. Sementara jumlah korban luka-luka meningkat dua kali lipat menjadi 5.530 orang, demikian laporan televisi pemerintah.

Ini adalah gempa bumi paling mematikan di Maroko sejak tahun 1960 dan yang paling kuat dalam lebih dari satu abad terakhir.

Baca Juga: Korban Meninggal Gempa Maroko Telah Mencapai 2.681 Orang, Luka-Luka Jadi 2501 Orang

Tim penyelamat dari Spanyol, Inggris, dan Qatar membantu tim pencarian Maroko. Di tempat lain Italia, Belgia, Prancis, dan Jerman mengatakan bahwa tawaran bantuan mereka belum disetujui.

Situasi ini sangat menyedihkan bagi orang-orang di daerah-daerah terpencil yang terputus oleh tanah longsor oleh gempa bumi yang memblokir akses jalan.

Sementara di lokasi-lokasi yang mudah dijangkau, upaya-upaya pertolongan ditingkatkan dengan mendirikan tenda-tenda pengungsian dan distribusi makanan dan air.

Mehdi Ait Bouyali, 24 tahun, berkemah di tempat terbuka di sepanjang jalan Tizi n'Test, yang menghubungkan lembah-lembah terpencil ke Marrakesh, dengan beberapa penyintas lainnya yang juga telah melarikan diri dari desa-desa mereka yang hancur.

Dia mengatakan bahwa kelompok tersebut telah menerima makanan dan selimut dari orang-orang yang melintas, namun tidak ada bantuan dari pemerintah.

"Desa-desa di lembah telah dilupakan," katanya.

Baca Juga: Evakuasi Korban Gempa, Bantuan Eropa Hingga Amerika Mulai Mengalir Ke Maroko

"Kami membutuhkan bantuan apa pun. Kami membutuhkan tenda," katanya, mengkritik upaya bantuan pemerintah.

Hamid Ait Bouyali, 40 tahun, juga berkemah di pinggir jalan.

"Pihak berwenang berfokus pada komunitas yang lebih besar dan bukan pada desa-desa terpencil yang terkena dampak paling parah," katanya.

"Ada beberapa desa yang masih memiliki korban tewas yang terkubur di bawah reruntuhan."

Harapan untuk menemukan korban selamat semakin memudar, paling tidak karena banyak rumah bata lumpur tradisional yang umum di High Atlas runtuh menjadi puing-puing tanah tanpa menyisakan kantong-kantong udara.

Banyak penduduk desa yang tidak memiliki listrik atau jaringan telepon sejak gempa melanda dan harus menyelamatkan orang-orang yang mereka cintai dan mengeluarkan mayat-mayat yang terkubur di bawah reruntuhan rumah mereka tanpa bantuan apa pun.

Baca Juga: Korban Gempa Maroko Lampaui 2.100 Jiwa, Warga Selamat Mencari Bantuan

Warga biasa juga ikut membantu, seperti Brahim Daldali, 36 tahun, dari Marrakech, yang menggunakan sepeda motor untuk mendistribusikan makanan, air, pakaian, dan selimut yang disumbangkan oleh teman dan orang asing.

"Mereka tidak punya apa-apa dan orang-orang kelaparan," katanya.




TERBARU

[X]
×