Reporter: Tri Adi | Editor: Tri Adi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Warren Buffett sangat menyukai Coca-Cola. Sehari Buffett bisa menghabiskan lima kaleng Coke sehari. Apa karena ini Buffett yang saat ini memiliki kekayaan US$ 84,2 miliar begitu menggebu terhadap saham Coca-Cola?
Buffett masih setia pada Coca-Cola meskipun mengakui kehilangan US$ 21 juta dalam laba ditahan dari saham Coke. Itu dia katakan dalam Surat Pemegang Saham Berkshire Hathaway terbarunya.
Seperti diketahui, Warren Buffett membelanjakan lebih dari US$ 1 miliar untuk saham Coca-Cola pada 1988. Agaknya kejatuhan pasar saham tahun 1987 telah menciptakan penilaian yang menarik. Saat itu, semua jenis saham dijual tanpa memperhatikan fundamental.
Baca Juga: Nasihat terbaik Warren Buffet untuk investor saham ritel
Coca-Cola adalah perusahaan dominan di industri minuman dan merupakan holding dari perusahaan makanan yang cukup besar. Selain itu, ikon Coca-Cola dan jangkauan globalnya menciptakan keunggulan tersendiri di antara produk sejenis. Alhasil, Buffett tidak perlu khawatir pesaing akan datang dan mengambil pangsa pasarnya.
Barangkali, itu yang membuat Buffet hingga kini masih mengempit saham Coca Cola. Masih menguntungkan? Tidak juga.
Lihat saja, untuk kuartal ke-4 2018 lalu, Coca Cola hanya membukukan keuntungan US$ 7,06 miliar untuk Kuartal 4 2018. Ini terbilang kecil dibandingkan dengan saudaranya yang lain di Berkshire Hathaway. Apple membukukan US$ 84,31 miliar, Wells Fargo US$ 28,46 miliar, Bank of America US$ 22,74 miliar.
Pasar Coca Cola trennya menurun. Penurunan itu bisa jadi karena maraknya kampanye antiminuman bersoda. Apalagi Coca cola acap menjadi bulan-bulanan. Seperti para pejuang anti-tembakau, para pejuang gula memiliki beberapa kesuksesan mengenakan pajak soda dan mendapatkan batasan ukuran soda.
Ancaman yang lebih besar, bagi Coke, adalah tekanan dari pedagang besar yang mulai memberi label sendiri pada makanan dan minuman yang dijualnya. Itu seperti yang dilakukan Walmart (NYSE: WMT) dan Kroger (NYSE: KR).
Baca Juga: Kebiasaan di masa kecil yang membuat Warren Buffet menjadi miliarder
Untungnya, Coke memiliki pasar lain seperti toko serba-ada, makanan cepat saji, mesin penjual otomatis, dan negara berkembang yang dapat memanfaatkannya. Namun, Stockrow melaporkan pertumbuhan pendapatan Coca-Cola menyusut setidaknya selama sembilan kuartal berturut-turut. Misalnya, pertumbuhan pendapatan Coke turun 6,85% di Kuartal 4 2018.
Ancaman juga datang dari Amazon. Membuka toko serba-ada otomatis, Amazon membuat merek Amazon Cola. Ada kemungkinan Amazon Cola dapat segera menjadi salah satu pesaing terbesar Coca-Cola di Amerika Utara.
Karena itu, menurut penulis pasar modal Daniel G. Jennings di Medium.com, Berkshire Hathaway akan menjual Coke cepat atau lambat.♦
Sumber: Investopedia