Reporter: Amanda Christabel | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - LONDON. Maskapai penerbangan dan perusahaan pariwisata di Inggris merencanakan "hari aksi" pada Rabu depan, untuk memberikan tekanan pada pemerintah agar melonggarkan pembatasan perjalanan sebelum dimulainya puncak liburan musim panas.
Kondisi keuangan perusahaan pariwisata tengah mencapai titik terendahnya selama pandemi, dan nampaknya akan kehilangan momen liburan musim panas kendati persyaratan karantina ketat Inggris yang masih berlaku.
Hingga Juli, maskapai penerbangan terbesar Eropa Ryanair dan Manchester Airports Group pada hari Kamis meluncurkan tindakan hukum. Hal ini dilakukan untuk mencoba membuat pemerintah melonggarkan aturan tersebut.
Baca Juga: Kandidat vaksin Covid-19 dari Kuba, Soberana 2, tunjukkan efektivitas hingga 62%
Dikutip dari Reuters, pada Rabu mendatang sejumlah pilot, awak kabin, dan agen perjalanan akan berkumpul di Westminster, pusat Kota London, dan di bandara di seluruh Inggris untuk mencoba menggalang dukungan.
Industri penerbangan Inggris lebih merasakan dampak dari pandemi dibandingkan penerbangan lainnya di Eropa, menurut data yang diterbitkan oleh serikat pekerja pilot BALPA pada hari Minggu (20/6) dari Reuters.
Tercatat, jumlah kedatangan dan keberangkatan harian ke Inggris turun 73% pada hari rata-rata awal bulan ini dibandingkan sebelum pandemi, penurunan terbesar di Eropa. Spanyol, Yunani dan Prancis turun kurang dari 60%. Bandara Inggris juga terkena dampak buruk, dengan lalu lintas masuk dan keluar dari bandara tersibuk kedua di London, Gatwick, turun 92%, menurut data.
Menteri kehakiman Robert Buckland mengatakan, pemerintah harus menyeimbangkan risiko liburan turis asing yang membawa varian baru virus ke Inggris. Pejabat Kesehatan Masyarakat Inggris Susan Hopkins mengatakan orang-orang sebaiknya berlibur di rumah musim panas ini sementara penduduknya divaksinasi.
BALPA menuntut agar Pemerintah Inggris bertindak bersama, dan membuka rute AS dengan tujuan wisata liburan Eropa, yang telah diblokir tanpa bukti yang dipublikasikan sama sekali. Lebih dari 45.000 pekerjaan hilang di penerbangan Inggris, dengan perkiraan menunjukkan bahwa 860.000 pekerjaan penerbangan, perjalanan dan pariwisata hanya ditopang oleh skema cuti pemerintah.