Sumber: The Straits Times | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Beberapa kafe beralih ke lagu-lagu berbahasa Inggris atau versi instrumental, karena yakin lagu-lagu tersebut kurang mendapat perhatian – tetapi ini juga dikenakan royalti.
Kafe lain beralih ke suara-suara alam seperti kicauan burung dan aliran air atau nyanyian Buddha. Restoran-restoran yang paling berhati-hati pun bungkam, karena rekaman suara alam – atau penggunaannya ketika dicampur ke dalam karya musik – dapat dilindungi hak cipta.
The Straits Times mengunjungi sejumlah kafe di Jakarta dan menemukan banyak kafe yang enggan membicarakan masalah ini.
Di sebuah kafe taman yang dulu terkenal dengan jejak burungnya, seorang staf dengan gugup menunjuk ke sebuah pengeras suara kecil yang memutar daftar putar berbahasa Inggris Spotify.
Tonton: Royalti Bikin Bingung, PO Primajasa 'Puasa' Musik, Cek Tarif Royalti Lagu untuk Bus
"Kami legal, silakan pergi," bisiknya.
Para operator mengungkapkan rasa frustrasi mereka setiap hari di grup WhatsApp perdagangan pribadi tentang kenaikan biaya, termasuk kewajiban membayar royalti.