kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Meksiko tutup 2017 dengan inflasi yang meroket


Rabu, 10 Januari 2018 / 08:39 WIB
Meksiko tutup 2017 dengan inflasi yang meroket


Sumber: AFP | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MEXICO CITY. Menurut data resmi yang dirilis pada Selasa (9/1), Meksiko mencatat tingkat inflasi tahunan tertinggi dalam 16 tahun terakhir pada 2017. Hal ini semakin meningkatkan tekanan terhadap pemerintah dalam menjaga harga barang.

Data yang dirilis Badan Statistik Nasional Meksiko menunjukkan, tingkat inflasi tahunan adalah 6,77% pada akhir Desember, yang didorong oleh kenaikan harga energi dan pangan.

Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak Mei 2001, dan menutup tahun yang penuh gejolak bagi ekonomi terbesar kedua di Amerika Latin.

Berita tersebut meningkatkan ekspektasi bahwa bank sentral Meksiko akan segera menaikkan suku bunga lagi pada pertemuan kebijakan moneter berikutnya pada 8 Februari.

Hal itu juga memicu kekhawatiran bahwa harga tinggi bisa menjadi isu panas pada pemilihan umum yang akan digelar pada 1 Juli mendatang.

"Inflasi tinggi dapat terus memicu ketidakpuasan dan berpotensi mempengaruhi kampanye pemilihan mendatang," kata firma konsultan Eurasia Group dalam sebuah catatan.

Meksiko memulai tahun 2017 dengan sakit kepala ganda yang tidak pernah benar-benar surut.

Di satu sisi, ancaman Presiden AS Donald Trump yang baru terpilih untuk membatalkan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) dan membuat Meksiko membayar dinding perbatasan menyebabkan nilai peso menlorot drastis.

Di sisi lain, reformasi energi yang menghapus subsidi negara untuk bensin dan solar menyebabkan harga bahan bakar melambung, sehingga memicu kerusuhan.

Melemahnya peso menyebabkan impor lebih mahal. Selain itu, kenaikan bensin sebesar 20% yang bergema melalui ekonomi, menyebabkan harga barang naik tajam. Kondisi ini menyulitkan usaha bank sentral untuk mengendalikan inflasi dengan menetapkan lima kali kenaikan suku bunga pada tahun lalu, hingga mencapai 7,25%.

Inflasi jauh di atas target bank sentral berkisar 2%-4%. Dan ini merupakan tantangan utama yang dihadapi gubernur baru bank sentral Meksiko, Alejandro Diaz de Leon.

Hal ini juga bisa menjadi batu sandungan bagi calon presiden partai berkuasa Jose Antonio Meade, mantan menteri keuangan yang menjabat di era  kenaikan harga terburuk.

Meade dan the Institutional Revolutionary Party (PRI) saat ini mengekor tokoh kiri radikal Andres Manuel Lopez Obrador dalam jajak pendapat.

Isu inflasi telah membuat dia terjegal di jalur kampanye.

Pada pekan lalu, dia menolak tuduhan bahwa dia adalah ayah dari 'gasolinazo,' sebuah istilah Meksiko yang merujuk pada lonjakan harga bensin.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×