Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - TEHERAN. Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, ia ingin menghindari perang setelah Teheran dan Washington berada di ambang konfrontasi militer langsung pada awal Januari lalu untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari setahun.
Menjelang pemilihan parlemen pada 21 Februari, yang bakal menjadi tantangan bagi kubu Rouhani, dan di tengah ketegangan tinggi antara Teheran dan Barat mengenai program nuklir Iran, Rouhani menyatakan, dialog dengan dunia masih "memungkinkan".
"Pemerintah bekerja setiap hari untuk mencegah konfrontasi militer atau perang," kata Rouhani dalam pidato yang disiarkan langsung televisi, Kamis (16/1), seperti dilansir Channelnewsasia.com.
Baca Juga: Presiden Iran: Kami memperkaya lebih banyak uranium
Iran berada di ambang konflik baru pada awal Januari setelah Amerika Serikat (AS) membunuh jenderal top mereka, Qasem Soleimani, dalam serangan pesawat tak berawak di Baghdad, mendorong Iran untuk membalas terhadap target militer AS di Irak dengan sejumlah rudal.
Rouhani menyebutkan, serangan itu merupakan "kompensasi" atas kematian Soleimani, arsitek strategi militer Iran di Timur Tengah. Serangan itu menyebabkan kerusakan material yang signifikan tetapi tidak ada korban, menurut militer AS.
Ketegangan kedua negara mereda setelah pesawat penumpang Ukraina jatuh terkena rudal Iran secara tidak sengaja beberapa jam setelah serangan balasan Teheran. Tragedi itu menewaskan 176 orang, sebagian besar warga Iran dan Kanada.
Rouhani juga membela kebijakan keterbukaan Iran terhadap dunia yang telah dia upayakan sejak pemilihan pertamanya pada 2013, dan yang mendapat kritik dari ultra-konservatif Iran.
Baca Juga: Iran tolak mentah-mentah gagasan terbaru Trump dalam sengketa nuklir
"Tentu saja, ini sulit," ujar Rouhani. "Tetapi, orang-orang memilih kita untuk mengurangi ketegangan dan permusuhan antara Republik Islam dan dunia".
Rouhani mengatakan, dengan perjanjian nuklir, Iran telah membuktikan negaranya berinteraksi dengan dunia. Rouhani berbicara sehari sebelum Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei akan memimpin doa mingguan utama Muslim di Teheran untuk pertama kalinya sejak 2012.
Meski begitu, sebelumnya Rouhani mengungkapkan, "pengayaan harian" Iran atas uranium saat ini "lebih tinggi" dibanding sebelum kesepakatan nuklir 2015. Namun, iia juga menyatakan kesediaannya untuk melanjutkan dialog tentang perjanjian tersebut.