Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - ATHENA. Yunani berencana meningkatkan kemampuan militernya, ketika ketegangan dengan Turki mengenai sumber daya energi di Mediterania Timur meningkat.
Yunani, yang keluar dari dana talangan internasional ketiganya pada 2018, ingin membelanjakan sebagian dari cadangan uang tunainya untuk sektor pertahanan.
"Kami sedang dalam pembicaraan dengan sekutu untuk meningkatkan kemampuan angkatan bersenjata kami," kata juru bicara Pemerintah Yunani Stelios Petsas, Senin (7/9), seperti dikutip Reuters.
Menurut dia, Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis akan menguraikan rencananya selama pidato kebijakan ekonomi tahunan pada Sabtu (12/9) nanti.
Baca Juga: Kian panas, Erdogan: Jika ada yang mau menerima akibatnya, silakan hadapi kami
Seorang pejabat Pemerintah Yunani mengatakan kepada Reuters minggu lalu, Yunani sedang dalam pembicaraan dengan Prancis dan negara-negara lain untuk membeli jet tempur.
Yunani juga telah mencoba selama lebih dari satu dekade untuk mengkonsolidasikan dan memprivatisasi perusahaan pertahanan yang merugi.
Bahas dengan Dewan Eropa
Mitsotakis akan bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Corsica pada Kamis (10/9), sebelum pertemuan para pemimpin Eropa Selatan (MED 7).
Baca Juga: Turki gelar latihan militer, Erdogan: Kami bertekad lakukan apa pun yang dibutuhkan
"Akan membahas masalah (meningkatkan angkatan bersenjata kami) tersebut," ujar Petsas. Tapi, Presidens Prancis belum mengonfirmasi pertemuan itu.
Turki dan Yunani sangat tidak setuju atas cakupan landas kontinen mereka. Ketegangan meningkat bulan lalu setelah Ankara mengirim kapal eksplorasi ke perairan yang disengketakan di Mediterania Timur.
Pengiriman kapal itu disertai dengan kapal perang, beberapa hari setelah Yunani menandatangani kesepakatan maritim dengan Mesir yang membuat marah Turki.
Baca Juga: Yunani meradang, Turki memperluas eksplorasi gas di Mediterania timur
Ankara sejak itu memperluas pekerjaan kapal itu di wilayah yang lebih luas, mengeluarkan pernyataan yang oleh Athena disebut kegiatan ilegal.
Pemimpin konservatif Yunani juga sudah membahas liku-liku terbaru dalam perselisihan Turki dengan Presiden Dewan Eropa Charles Michel, yang memimpin pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa.
"Michel akan mengunjungi Athena pada 15 September," ungkap Petsas.