kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Memanas! Ini Kronologi Filipina dan China Berebut Puing Roket di Laut China Selatan


Selasa, 22 November 2022 / 05:05 WIB
Memanas! Ini Kronologi Filipina dan China Berebut Puing Roket di Laut China Selatan
ILUSTRASI. Penjaga pantai China secara paksa menyita puing-puing roket China yang diduga ditarik oleh angkatan laut Filipina ke pulaunya di Laut China Selatan.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MANILA. Ketegangan terjadi di Laut China Selatan pada Senin (21/11/2022). Penjaga pantai China secara paksa menyita puing-puing roket China yang diduga ditarik oleh angkatan laut Filipina ke pulaunya di Laut China Selatan. 

Hal tersebut diungkapkan oleh pejabat militer Filipina, dalam konfrontasi terbaru di laut yang disengketakan.

Melansir The Guardian, menurut Wakil Laksamana Alberto Carlos, kapal China itu dua kali memblokir kapal angkatan laut Filipina sebelum menyita puing-puing terapung yang ditariknya pada Minggu di lepas pantai pulau Thitu yang diduduki Filipina. Dia mengatakan tidak ada yang terluka dalam insiden itu.

Insiden itu terjadi hanya beberapa jam sebelum wakil presiden AS Kamala Harris tiba di Filipina untuk melakukan pembicaraan dengan presiden Ferdinand Marcos Jr, di mana para pemimpin diperkirakan akan membahas penguatan aliansi keamanan mereka. 

Berbicara menjelang pertemuan mereka pada hari Senin, Harris mengatakan AS memiliki "komitmen yang tak tergoyahkan" untuk mempertahankan aturan dan norma internasional di Laut China Selatan.

Baca Juga: Korut Tembakkan Rudal yang Termasuk Kendaraan Hulu Ledak Nuklir, Bikin Panik Jepang

“Serangan bersenjata terhadap Filipina, angkatan bersenjata, kapal publik atau pesawat terbang di Laut China Selatan akan meminta komitmen pertahanan bersama AS dan itu adalah komitmen yang tak tergoyahkan yang kita miliki untuk Filipina,” katanya.

Kapal penjaga pantai China telah memblokir kapal pasokan Filipina yang mengirimkan pasokan ke pasukan Filipina di perairan yang disengketakan di masa lalu. Akan tetapi, menyita objek milik militer negara lain merupakan tindakan yang lebih berani.

Insiden hari Senin adalah gejolak terbaru dalam sengketa teritorial yang telah lama memanas di perairan strategis yang melibatkan China, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei, dan Taiwan.

Baca Juga: Negara Mana Saja yang Memiliki Militer Terkuat Dunia? Ini Daftarnya

Kronologi perebutan puing roket

The Guardian melaporkan, Carlos mengatakan militer Filipina, dengan menggunakan kamera jarak jauh di pulau Thitu, melihat puing-puing hanyut dalam gelombang kuat di dekat gundukan pasir yang jaraknya lebih dari 500 meter. Mereka berangkat dengan perahu dan mengambil benda terapung itu dan mulai menariknya kembali ke pulau mereka menggunakan tali yang diikatkan ke perahu mereka.

"Ketika militer Filipina bergerak kembali ke pulau mereka, mereka melihat bahwa kapal penjaga pantai China dengan nomor haluan 5203 mendekati lokasi mereka dan kemudian memblokir jalur yang telah direncanakan sebelumnya sebanyak dua kali," jelas Carlos dalam sebuah pernyataan.

Kapal China kemudian mengerahkan perahu karet dengan personel yang secara paksa mengambil benda mengambang tersebut dengan memotong tali penarik yang melekat pada perahu karet pelaut Filipina. Militer Filipina memutuskan untuk kembali ke pulau mereka, kata Carlos, tanpa merinci apa yang terjadi.

Mayor Cherryl Tindog, juru bicara komando barat militer Filipina, mengatakan benda logam mengambang itu tampak mirip dengan sejumlah potongan puing roket China lainnya yang baru-baru ini ditemukan di perairan Filipina. Dia menambahkan para pelaut Filipina tidak melawan penyitaan itu.

“Kami mempraktikkan toleransi maksimum dalam situasi seperti itu,” kata Tindog. “Karena itu melibatkan objek tak dikenal dan bukan masalah hidup dan mati, tim kami memutuskan untuk kembali.”

Baca Juga: Taiwan Perkenalkan Kapal Amfibi Baru Buatan Dalam Negeri

Puing-puing logam dari peluncuran roket China, beberapa menunjukkan bagian dari apa yang tampak seperti bendera China, telah ditemukan di perairan Filipina setidaknya pada tiga kesempatan lainnya.

Roket yang diluncurkan dari pusat peluncuran ruang angkasa Wenchang di pulau Hainan China dalam beberapa bulan terakhir telah membawa bahan bangunan dan perlengkapan untuk stasiun ruang angkasa berawak China.

Melansir CNN, berbicara dalam konferensi pers reguler pada hari Senin, Mao Ning, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, juga mengkonfirmasi bahwa kapal polisi maritim China menemukan benda mengambang yang tidak diketahui di perairan yang disengketakan pada hari Minggu.

Mao membantah adanya konfrontasi dan mengatakan kepada wartawan "tidak ada yang disebut intersepsi dan penyitaan di tempat kejadian."

“Setelah mengidentifikasinya sebagai puing-puing fairing roket yang baru-baru ini diluncurkan oleh China, personel lokal pertama-tama menyelamatkan dan menarik benda terapung itu. Setelah negosiasi persahabatan antara kedua belah pihak, pihak Filipina mengembalikan benda terapung ke pihak China di tempat, dan personel China mengucapkan terima kasih kepada pihak Filipina,” kata Mao.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×