Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memimpin pertemuan Komisi Militer Pusat Partai Buruh yang berkuasa dan membahas masalah-masalah kunci untuk lebih jauh meningkatkan kemampuan perang negara komunis itu.
Pertemuan yang berlangsung pada Sabtu (18/7) lalu itu juga memeriksa "misi strategis" unit-unit militer utama untuk mengatasi situasi militer di sekitar Semenanjung Korea dan menyetujui "rencana produksi amunisi utama".
"Pertemuan membahas masalah-masalah mengintensifkan pendidikan partai dan bimbingan komandan dan pejabat politik tentara rakyat, dan menekankan perlunya mempersenjatai perwira muda yang menjadi komandan," tulis KCNA, kantor berita Korea Utara, Ahad (19/7).
"Kemudian ada pertemuan tertutup untuk memeriksa misi strategis unit-unit utama untuk mengatasi situasi militer di sekitar Semenanjung Korea dan potensi ancaman militer," sebut KCNA seperti dikutip Yonhap, kantor berita Korea Selatan.
Baca Juga: Kim Jong Un memarahi pejabat Korea Utara, ini penyebabnya
"Dan, sikap siaga serta untuk membahas isu-isu kunci untuk memperkuat lebih lanjut kemampuan perang negara," tambah KCNA.
Kim menandatangani perintah untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dia bahas selama pertemuan Komisi Militer Pusat Partai Buruh.
KCNA menyebutkan, tindakan yang pertemuan itu ambil sebagai "keputusan bersejarah" yang akan "menjamin masa depan Revolusi Juche dengan kekuatan militer yang andal". Juche mengacu pada ideologi kemandirian Korea Utara.
Namun, KCNA tidak mengatakan, tindakan apa yang terkait dengan "kemampuan perang" yang Kim bahas selama pertemuan tertutup, meskipun istilah itu biasanya mengarah ke senjata nuklir dan rudal balistik.
Baca Juga: Adik Pemimpin Korea Utara, Kim Yo Jong instruksikan regenerasi harta nasional?
Pesawat mata-mata AS terbang
Juga, KCNA tidak mengungkapkan, tindakan apa pun yang terkait dengan Korea Selatan.
Pertemuan Sabtu terjadi setelah Kim menghadiri sesi pendahuluan Komisi Militer Pusat pada pertengahan Juni lalu, dan menunda semua rencana militer Korea Utara untuk mengambil tindakan terhadap Korea Selatan sebagai buntut kemarahan atas selebaran propaganda anti-Pyongyang.
Selama pertemuan itu, Korea Utara juga membahas langkah-langkah untuk mendukung "kemampuan perang". Juga hadir dalam pertemuan tersebut Ri Pyong-chol, Wakil Ketua Komisi Militer Pusat dan pejabat militer tingkat tinggi lainnya, menurut KCNA.
Sehari setelah laporan KCNA tersebut, Senin (20/7), sebuah pesawat mata-mata Amerika Serikat (AS) terbang di atas Korea Selatan dalam misi yang jelas untuk memantau Korea Utara, kata seorang pelacak penerbangan.
Baca Juga: Sesumbar Adik Kim Jong Un: Korut belum akan berhenti bikin senjata nuklir
Melansir Yonhap, pesawat RC-135W Rivet Joint Angkatan Udara AS terlihat di langit di atas wilayah Seoul, Ibu Kota Korea Selatan, sekitar pukul 10 pagi waktu setempat.
Hanya, sumber-sumber militer Korea Selatan mengatakan, Korea Utara tidak menunjukkan gerakan militer yang tak biasa dalam beberapa pekan terakhir, setelah Kim Jong-un membuat rencana aksi militer terhadap Korea Selatan bulan lalu.
Pada Juni lalu, ketegangan di Semenanjung Korea meningkat tajam, ketika Korea Utara meledakkan kantor penghubung antar-Korea dan mengancam akan mengambil tindakan militer dalam kemarahan atas selebaran propaganda anti-Pyongyang.