Sumber: Newsweek | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuan pada bulan September 2024, seiring dengan mendekatinya tingkat inflasi terhadap target 2% yang ditetapkan oleh bank sentral, lapor Associated Press dengan mengutip pejabat Fed.
Meskipun inflasi di AS tampaknya mulai terkendali, kekhawatiran kini muncul terkait meningkatnya tingkat pengangguran seiring dengan melambatnya laju perekrutan oleh pemberi kerja.
Setelah pemangkasan suku bunga dari level tertinggi dalam 23 tahun terakhir, pemotongan selanjutnya akan ditentukan terutama oleh apakah perusahaan masih akan terus merekrut pekerja.
Baca Juga: Donald Trump Isyaratkan Minat Intervensi Federal Reserve Jika Jadi Presiden AS Lagi
Ketua Fed Jerome Powell diperkirakan akan memberikan petunjuk mengenai pandangan Fed terhadap ekonomi dalam pidatonya di konferensi tahunan para bankir sentral pada hari Jumat di Jackson Hole, Wyoming.
Suku bunga acuan yang lebih rendah dari Fed akan berarti bahwa pembeli yang mencari pinjaman mobil, hipotek, atau barang konsumsi lainnya akan membayar bunga yang lebih rendah. Suku bunga hipotek sudah mulai turun seiring dengan antisipasi terhadap pemangkasan ini.
Para ekonom juga percaya bahwa pasar tenaga kerja akan menjadi hambatan yang lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi.
"Saat ini, memang benar bahwa Fed kini lebih fokus pada tenaga kerja dibanding inflasi," kata Tom Porcelli, kepala ekonom AS di PGIM Fixed Income, seperti dilaporkan oleh AP. "Kebijakan mereka dikalibrasi untuk inflasi yang jauh lebih tinggi dari ini."
Baca Juga: The Fed Tidak Akan Tunggu Inflasi Turun Jadi 2% untuk Pangkas Suku Bunga
Pemerintah baru-baru ini melaporkan bahwa perekrutan pada bulan Juli jauh lebih rendah dari yang diharapkan dan tingkat pengangguran mencapai 4,3%, yang merupakan angka tertinggi dalam tiga tahun terakhir.