Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tri Adi
KONTAN.CO.ID - Mampu melihat ceruk pasar yang menganga membuat Bom Kim berhasil menjadi pengusaha sukses di usia muda. Pria berusia 40 tahun ini tercatat sebagai miliarder termuda kedua di Korea Selatan. Pencapaian ini berasal dari kesuksesannya membangun e-commerce Coupang sejak 2010 silam. Coupang menjadi perusahaan e-commerce paling bernilai di Korsel dengan pendapatan mencapai US$ 5 miliar pada tahun lalu. Adapun kekayaannya kini mencapai US$ 1 miliar.
Keputusan Bom Kim membangun bisnis di sektor digital berbuah manis. Pria asal Korea Selatan (Korsel) ini mampu menangkap peluang saat pemerintah rampung menyediakan internet berkecepatan tinggi dengan biaya rendah. Ia menggarap situs web yang beroperasi sebagai pengecer daring dan mengoperasikan layanan logistik 24 jam bernama Coupang. Ini menjadi pembuka jalan bagi pria yang sempat drop out dari Harvard Business School ini menjadi pengusaha yang sukses membangun perusahaan e-commerce tersohor di negeri gingseng tersebut.
Kini layanan e-commerce Coupang sudah melanglang buana ke berbagai penjuru Korsel. Perusahaan ini bahkan menjadi alasan utama Amazon.com gagal masuk ke pasar Korsel. Dari perusahaan inilah, Kim masuk dalam jajaran salah satu miliarder muda dunia. Majalah Forbes mencatat, total kekayaan Kim sebesar US$ 1 miliar pada Juli 2019.
Pria yang masih berusia 40 tahun ini tercatat sebagai miliarder termuda kedua di Korsel. Bahkan Ia berada pada urutan ke-40 sebagai orang paling tajir di Korea Selatan. Padahal Kim bukanlah siapa-siapa sebelumnya. Ia hanyalah seorang karyawan pada umumnya yang menjadi kutu loncat dari satu perusahaan ke perusahaan lain.
Kim mulai mendirikan Coupang pada 2010 lalu. Bisnis e-commerce ini terus tumbuh dengan dukungan suntikan investasi para investor kakap. Hingga pada 2016 lalu Kim mampu mengumpulkan pendanaan hingga US$ 1 miliar dengan valuasi perusahaan senilai US$ 5 miliar. Investasi ini dipimpin oleh SoftBank dari Jepang.
Terus mencatatkan pertumbuhan bisnis melesat, perusahaan ini pada November 2018 lalu kembali meraih pendanaan senilai US$ 2 miliar dari SoftBank. Kali ini valuasi Coupang ditaksir mencapai US$ 9 miliar. Nilai bombastis ini mengantarkan bisnis Kim sebagai e-commerce paling bernilai di Korea Selatan.
Coupang saat ini hanya beroperasi di Korsel dan menjadi pelaku e-commerce terbesar di negara tersebut. Kendati demikian, Coupang memiliki kantor di Seoul, Beijing, Los Angeles, Mountain View, Seattle dan Shanghai.
Bisnis yang melejit ini lantaran ambisi Kim dalam menyelesaikan masalah pengiriman barang jarak jauh di Korsel. Mengusung konsep pengiriman di waktu fajar, Coupang mampu melayani pembelian konsumen di malam hari dan mengantarkan produk tersebut sebelum pukul 7 pagi.
Coupang terkenal dengan infrastruktur teknologi yang hampir sepenuhnya mengendalikan pemenuhan pengiriman, termasuk logistik jarak jauh. Coupang meningkatkan pendapatannya lebih dari dua kali lipat selama dua tahun terakhir menjadi sekitar US$ 5 miliar pada tahun 2018.
Perusahaan ini mengatakan lebih dari 120 juta produk tersedia pada platform ini. Selain itu, separuh warga Korsel diklaim telah mengunduh aplikasi selulernya. Coupang juga mengklaim jutaan pelanggan memesan dari Coupang lebih dari 70 kali setiap tahun.
Lebih dari empat juta produk tersedia melalui layanan Rocket Delivery premium. Layanan ini meniru layanan Amazon Prime yang menawarkan pengiriman lebih cepat. Namun pengiriman Rocket milik Coupang lebih cepat daripada Amazon Prime. Coupang menjamin pengiriman pada dini hari jika pelanggan memesan pada tengah malam. Coupang mengatakan, Pengiriman Rocket telah memenuhi lebih dari satu miliar produk sejak September 2018.
Coupang saat ini memiliki truk sendiri dan lebih dari 10.000 karyawan. Termasuk 4.000 pengemudi untuk pengiriman.
(Bersambung)