Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Aliansi partai-partai oposisi yang dipelopori oleh Mahathir Mohamad memenangi pemilihan umum Malaysia, 9 Mei 2018. Hasil resmi menunjukkan pada hari Kamis (10/5) veteran politisi ini berada di jalur yang kuat untuk kembali ke kantor perdana menteri yang pernah ia tempati selama 22 tahun.
Kemenangan Mahathir atas koalisi yang telah memerintah negara di Asia Tenggara itu sejak kemerdekaan dari Inggris enam dekade lalu itu begitu menakjubkan. Ini menjadi catatan sejarah bahwa pada usia 92 tahun Mahathir akan menjadi pemimpin terpilih tertua di dunia.
Kemenangan Mahathir ini langsung mendapat perhatian luas dari seluruh dunia. Maklum, Mahathir bukanlah sosok yang asing bagi mereka yang sudah menyimak dunia politik hingga awal abad milenium.
Mahathir bin Mohamad yang lahir pada 10 Juli 1925 adalah seorang politikus kawakan Malaysia. Dia pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia yang keempat. Dan sekarang hampir bisa dipastikan bakal menjabat lagi sebagai Perdana Menteri Malaysia, sejak Mei 2018.
Prestasi puncak di dunia politik digaai Mahathir saat menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia dari 1981 hingga 2003. Durasi panjang itu menjadikan dia sebagai perdana menteri paling lama menjabat di Malaysia.
Karier politik Mahathir telah membentang lebih dari 70 tahun sejak pertama kali bergabung dengan partai UMNO yang terbentuk pada tahun 1946.
Lahir dan dibesarkan di Alor Setar, Kedah, Mahathir adalah murid yang pandai di sekolah. Tak heran dia berhasil menggondol ijazah dokter. Selain itu Mahathir muda juga aktif berpolitik bergabung Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) partai politik terbesar di Malaysia.
Aktivitasnya di UMNO berhasil membawanya ke kursi parlemen pada tahun 1964. Sayangnya, Mahathir hanya menjabat satu periode sebelum kehilangan kursinya pada pemilu berikutnya dan keluar dari UMNO.
Ketika Perdana Menteri Abdul Rahman mengundurkan diri, Mahathir kembali memasuki UMNO dan parlemen. Setelah itu karier politiknya mulai menanjak sampai akhirnya dipromosikan masuk kabinet.
Pada tahun 1974, Mahathir menjabat sebagai menteri pendidikan. Tak berapa lama kemudian, persisnya pada 1976 Mahathir menduduki kursi Wakil Perdana Menteri.
Lantas lima tahun kemudian, pada 1981, Mahathir dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia setelah pengunduran diri pendahulunya, Hussein Onn.
Selama 22 tahun berikut Mahathir terus bertahan di kursinya. Selama itu pula, beberapa kali dia merangkap jabatan antara lan sebagai menteri perdagangan, menteri pertahanan, menteri keuangan, dan menteri dalam negeri.
Selama masa jabatan Mahathir sebagai Perdana Menteri, Malaysia mengalami periode modernisasi yang cepat dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pemerintahnya memulai serangkaian proyek infrastruktur yang berani.
Mahathir adalah tokoh politik yang dominan, memenangi lima pemilihan umum berturut-turut dan berhasil menyingkirkan sejumlah pesaing untuk memimpin UMNO.
Namun demikian, akumulasi kekuasaannya di masa lalu juga datang dengan mengorbankan independensi peradilan, sokongan kekuatan tradisional, serta dukungan hak dari kalangan istana.
Mahathir sempat memberlakukan UU Keamanan yang kontroversial untuk menahan aktivis, tokoh agama non-mainstream, serta lawan politik termasuk Wakil Perdana Menteri yang dipecatnya pada 1998, Anwar Ibrahim.
Catatan tentang Mahathir soal kebebasan sipil serta permusuhannya terhadap kepentingan Barat dan kebijakan ekonomi mereka membuat hubungannya dengan Amerika Serikat, Inggris, dan Australia, sulit.
Namun, sebagai Perdana Menteri, Mahathir dikenal luas sebagai seorang pendukung pembangunan dunia ketiga dan aktivis internasional terkemuka.
Mahathir tetap menjadi tokoh politik aktif setelah pensiun dari kursi perdana menteri. Dia menjadi seorang kritikus yang lantang berteriak terhadap penerusnya Abdullah Badawi. Dia juga kritis terhadap Najib Razak yang pada tahun 2015 terpilih sebagai perdana menteri.
Pada 29 Februari 2016, Mahathir resmi berhenti dari UMNO seiring menguatnya dukungan UMNO untuk Perdana Menteri Najib Razak yang terbelit kasus korupsi.
Tak lama kemudiaan, pada 9 September 2016, Mahathir Mohamad mendaftarkan Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) yang dipimpinnya sebagai partai resmi yang baru. Mahathir menjadi ketua partai.
Menghadapi pemilu 2018, Mahathir bersama partainya bergabung dengan koalisi oposisi Pakatan Bersatu. Lalu, pada 8 Januari 2018, Mahathir diumumkan sebagai kandidat perdana menteri dari koalisi tersebut,
Pencalonan ini tak lepas dari rencana koalisi untuk memintakan pengampunan bagi AnwarIbrahim jika Mahathir menang, dan menyerahkan peran perdana Menteri kepadanya.
Dengan kemenangan koalisinya terhadap koalisi Barisan Nasional dalam Pemilu 2018 yang baru saja berlangsung, Mahathir adalah Perdana Menteri Malaysia tertua yang masih hidup. Di usia 93 tahun pada Juli mendatang, dia juga kepala negara atau pemerintahan tertua di dunia.
Sumber: Wikipedia, Reuters