kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Memulai bisnis lewat gesekan kartu kredit (2)


Rabu, 25 Januari 2017 / 15:18 WIB
Memulai bisnis lewat gesekan kartu kredit (2)


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tri Adi

Bagi David Lichtenstein, pendidikan bukanlah segalanya untuk dapat meraih sukses. Jeli melihat peluang serta tekun dalam setiap usaha menjadi kunci sukses bagi  David berbisnis properti. Ia berhasil membuktikan, tanpa warisan dan pendidikan tinggi  bisa menjadi miliarder dengan menguasai properti mewah di kawasan New York. Lightstone Group memiliki portofolio properti senilai US$ 2 miliar yang mencakup apartemen, hotel dan perkantoran.

David Lichtenstein memulai bisnis properti dari nol. Ia mendirikan Lightstone dengan membidik berbagai segmen properti. David menguasai banyak lokasi properti di beberapa negara bagian di Amerika Serikat.

Sukses di bidang properti tidak semudah membalikkan telapak tangan. Berasal dari keluarga miskin di Brooklyn, New York,  orang tua David adalah pasangan guru yang membesarkan David untuk bekerja keras.

Dengan pendapatan orang tuanya yang tidak besar, kesulitan keuangan menjadi hal yang biasa dialami Davd. Ini berimbas pada pendidikan David. Karena kesulitan dana, ia tak bisa meneruskan pendidikan ke bangku kuliah.

Tidak dapat melanjutkan sekolah, David harus mencari penghasilan untuk membiayai hidupnya. David memutuskan untuk berjualan buku ensiklopedi ketika remaja. Dari pintu ke pintu ke berbagai tempat di kota asalnya, ia berjualan/

David kerap ditolak saat menjajakan barang dagangannya. Namun, di sinilah ia mendapat pelajaran penting yang tak tidak didapatkan di bangku sekolah. Yaitu merasakan ditolak dalam berdagang hingga mencari memperbaiki diri.

Di usia yang terbilang muda yakni 23 tahun, David berani mengambil keputusan penting dalam hidupnya. Ia berani  memutuskan untuk menikah. Tak hanya status baru sebagai seorang suami, ia pun banting setir untuk menjadi seorang rabi yakni pemimpin agama. Ia dibayar untuk pelayanan keagamaan guna mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.

Tapi uang yang ia dapat tidaklah besar. David dan istrinya sadar bayaran yang ia terima tidaklah cukup bahkan untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga mereka selama sebulan. Oleh karena itu, ia mulai mencari cara untuk mendapat pekerjaan lain yang bisa memberikan uang lebih banyak.

David kemudian melihat potensi bisnis dari jual beli hunian. Menurutnya untuk menjalankan bisnis ini tidaklah membutuhkan otak yang begitu cerdas serta latar belakang pendidikan tinggi.

Meski demikian, berbisnis properti memiliki risiko tinggi. Bila gagal, David bisa kehilangan semuanya. Bahkan keluarganya bisa terlilit utang dalam jumlah yang besar. Namun David percaya diri karena didukung istrinya dan memulai bisnis properti.

Pada tahun 1986, David memulai bisnisnya. Ia menggunakan kartu kredit untuk membeli dua unit rumah seharga US$ 89.000 ketika itu. Tidak butuh waktu lama, investasi awal tersebut berhasil ia jual. Ia pun bisa mengantongi margin yang lumayan dari penjualan iti.

Selepas membayar utangnya ke bank, ia meminjam lagi untuk membeli lebih banyak properti lain. Hal ini terus ia lakukan secara perlahan hingga sudah cukup banyak portofolio yang David tangani.

Dari pengalaman ini,. ia sadar utang bisa jadi teman untuk bisa meraih kesuksesan di bisnis ini.

Dari situ pula, ia lantas mendirikan Lightstone agar bisa makin serius menjalankan bisnis properti. Berkantor pusat di Manhattan, New York, Lightstone kini memiliki portofolio properti sebesar US$ 2 miliar. Di antaranya mencakup 11.000 apartemen dan 3.200 kamar hotel bertaraf nasional. Ada pula kawasan perkantoran dan industri dengan total luas mencapai 6 juta kaki persegi.

Selain memiliki properti sendiri, Lightstone juga menjalankan bisnis pengembang dengan beberapa mitra. Setidaknya, David memiliki proyek 25 outlet mal di seluruh negeri. Total luas dari proyek-proyek tersebut mencapai 8 juta kaki persegi.

Kekayaan pribadi David juga  terus bertambah. Forbes memprediksi kekayaan pribadi pria yang kini berusia  55 tahun ini mencapai US$ 1,45 miliar.                            
        
(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×