kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Menanti proposal baru Yunani


Kamis, 09 Juli 2015 / 07:05 WIB
Menanti proposal baru Yunani


Sumber: BBC | Editor: Dessy Rosalina

BRUSSELS. Drama krisis utang Yunani masih berlanjut. Kali ini, sang tokoh utama kembali harus berhadapan dengan babak menegangkan di detik-detik akhir episode. Yunani hanya punya kesempatan hingga Minggu (12/7) untuk menentukan masa depan. Dalam pertemuan mendadak Selasa lalu (7/7), para pemimpin Uni Eropa (UE) sepakat memberikan waktu perpanjangan bagi Yunani. Negeri Para Dewa tersebut diberikan peluang untuk memberikan proposal utang baru hingga Minggu (12/7).

Rencananya, para pemimpin Yunani dan UE bakal kembali menggelar pertemuan darurat di Minggu. Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk mengatakan, Yunani punya waktu empat hari untuk memberikan proposal baru. Tapi, Kanselir Jerman Angela Merkel berharap, Yunani bisa menyerahkan proposal utang baru, Kamis (9/7).

Alasannya, agar Merkel bisa meminta parlemen Jerman untuk memberikan kuasa soal negosiasi program bantuan utang baru di Minggu. Tusk mengatakan, proposal utang baru akan menentukan nasib sistem perbankan Yunani dan perbankan Eropa."Saat ini adalah momen kritis bagi zona euro," ujar Tusk, seperti dikutip BBC, Rabu (8/7).

Komisioner Ekonomi UE, Pierre Moscovici menambahkan, pemimpin Eropa tidak ingin Yunani terdepak dari zona euro. Tapi, hal itu tergantung penuh pada proposal baru Yunani.

Skenario Grexit

Sementara, Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker mewanti-wanti agar Yunani bersikap serius memberikan proposal baru. "Kami sudah menyiapkan skenario Grexit (Greece Exit), andai Yunani terpaksa keluar dari zona euro," tandas Juncker. Sebagai gambaran, pengetatan likuiditas yang diberlakukan sejak pekan lalu tak mampu menolong perbankan Yunani lolos dari kekeringan likuiditas. Sebab Bank Sentral Eropa (ECB) menolak memberikan bantuan likuiditas darurat.

Presiden Prancis, Francois Holland mengatakan, ECB akan menentukan kebijakan likuiditas lanjutan setelah hasil pertemuan Minggu. Andai tidak tercapai kesepakatan di akhir pekan ini, perbankan Yunani dipastikan kehabisan duit. Awalnya Yunani diprediksi memberikan proposal baru pada pertemuan Selasa (7/7). Namun, Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras datang dengan tangan kosong.      



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×