kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menelisik jalan terjal yang dilewati Xiaomi untuk berekspansi di bisnis jasa keuangan


Jumat, 23 Agustus 2019 / 18:58 WIB
Menelisik jalan terjal yang dilewati Xiaomi untuk berekspansi di bisnis jasa keuangan
ILUSTRASI. Logo Xiaomi


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

Di Indonesia, pasar utama lainnya, unit keuangan Xiaomi harus ditutup pada akhir 2018 karena ketidaksepakatan dengan regulator mengenai perizinan. Salah satu sumber Reuters menyebut upaya Xiaomi di India sudah cukup positif lewat aplikasi pembayaran Mi Pay yang diluncurkan pada bulan Maret 2019.

"Mereka tampaknya mengikuti pemimpin pasar, Apple dan Google, yang menjadikan smartphone pada akhirnya lebih dari telepon dan masuk ke bisnis finansial," kata sumber Reuters

Baca Juga: Pompeo beritahu PM Kanada pihaknya fokus membebaskan warganya yang ditahan China

Layanan Mi Credit baru Xiaomi di India, menawarkan pinjaman hingga US$ 1.451 dengan suku bunga mulai 1,8%. Layanan ini dijadwalkan untuk meluncur dalam beberapa minggu mendatang. Juru bicara Xiaomi mengatakan bahwa Mi Credit masih dalam tahap beta.

India memang merupakan pasar terbesar Xiaomi di luar China, menurut peneliti pasar Counterpoint setidaknya Xiaomi berhasil menjual 70 juta telepon di India.

Pendapatan fintech Xiaomi juga tercatat naik 62,7% secara yoy menjadi US$ 112 juta untuk kuartal II 2019 dengan fokus pada pinjaman konsumen dan pembiayaan rantai pasokan (supply chain financing).

Baca Juga: Huawei siap mengoperasikan bisnisnya di bawah pembatasan AS

Dalam dokumennya, Xiaomi menggunakan data dari aktivitas telepon untuk membuat profil kredit. Antara lain berdasarkan identitas, tahap kehidupan, gaya hidup, hubungan sosial dan loyalitas merek pelanggan.

Masalah privasi telah membuat setidaknya satu mitra bank potensial di Indonesia mundur dari kesepakatan karena kekhwatiran tentang pengumpulan data invasif.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×