Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - VATICAN CITY. Paus Fransiskus menyerukan rekonsiliasi nasional di Amerika Serikat (AS). Tapi, ia mengatakan, rasisme tidak bisa ditoleransi dan kekerasan jalanan "merusak diri sendiri".
Paus Fransiskus memecah kebisuannya atas ketegangan di AS, yang delapan malam mengalami protes atas kematian seorang pria kulit hitam dalam tahanan polisi, dengan mendedikasikan seluruh audiensi mingguannya untuk kekacauan di negeri uak Sam.
Dia menyebut kematian George Floyd "tragis" dan dia berdoa untuknya juga semua yang telah meninggal sebagai akibat dari "dosa rasisme". Ia mengaku sangat terganggu oleh kerusuhan sosial yang terjadi setelahnya.
Baca Juga: AS rusuh, Pentagon kirim 1.600 tentara denga status siaga tinggi ke Washington
"Teman-teman saya, kita tidak bisa mentolerir atau menutup mata terhadap rasisme dan pengucilan dalam bentuk apa pun dan belum mengklaim untuk mempertahankan kesucian setiap kehidupan manusia," kata Paus, Rabu (3/6), seperti dikutip Reuters.
“Pada saat yang sama, kita harus menyadari bahwa kekerasan malam-malam belakangan ini merusak diri sendiri dan menghancurkan diri sendiri. Tidak ada yang didapat dengan kekerasan dan begitu banyak yang hilang,” ujarnya.
Paus meminta orang Amerika untuk memohon kepada Tuhan guna "rekonsiliasi nasional dan perdamaian yang kita dambakan" dan "menengahi semua orang yang bekerja demi perdamaian dan keadilan di tanah Anda dan di seluruh dunia".