Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Apa itu Mata Uang yang Kuat?
Menurut Nasdaq, mata uang kuat adalah mata uang yang nilainya membaik dibanding mata uang lain, biasanya dipengaruhi kinerja ekonomi, stabilitas, dan suku bunga.
Daftar mata uang terkuat mengukur nilai nominal per unit—bukan kekuatan ekonomi suatu negara secara umum. Karena itu mata uang Timur Tengah seperti KWD bisa berada di puncak meski ekonomi AS lebih dominan.
Faktor-faktor yang Membuat Mata Uang Menguat atau Melemah
1. Suku bunga & kebijakan moneter
Suku bunga tinggi menarik modal asing dan menguatkan mata uang. Sebaliknya, pemangkasan suku bunga bisa melemahkannya.
2. Inflasi & stabilitas harga
Inflasi rendah menjaga daya beli dan meningkatkan kepercayaan investor. Stabilitas harga menjadi faktor penting seperti pada franc Swiss.
3. Neraca perdagangan & komoditas
Negara eksportir komoditas, terutama minyak, sering memiliki mata uang kuat. Negara importir energi rentan melemah saat harga komoditas naik.
4. Stabilitas politik
Lingkungan politik stabil meningkatkan arus modal dan memperkuat nilai tukar.
5. Rezim nilai tukar
Mata uang dipatok (peg) ke dollar/euro cenderung lebih stabil, seperti GIP dan KYD.
6. Status “safe haven”
Dalam krisis, investor beralih ke mata uang aman seperti CHF, USD, dan JPY.
Tonton: Malaysia Belum Terima Permohonan Ekstradisi Riza Chalid dari Indonesia
Peran Dollar AS
Meski tidak berada di peringkat atas secara nominal, dollar AS tetap menjadi mata uang paling berpengaruh di dunia.
BIS mencatat bahwa dollar digunakan dalam 88% transaksi valas global dan menjadi acuan utama perdagangan internasional.
Kesimpulan
Daftar mata uang terkuat dunia tahun 2025 didominasi oleh negara-negara kaya minyak dan wilayah yang mematok nilai tukarnya terhadap dollar AS atau poundsterling. Dinar Kuwait kembali menjadi yang terkuat secara nominal, sementara franc Swiss mempertahankan reputasinya sebagai mata uang aman.
Namun, kekuatan nilai tukar tidak sama dengan kekuatan ekonomi global. Dollar AS tetap menjadi mata uang paling dominan dalam perdagangan, transaksi keuangan, dan cadangan devisa dunia.
Pada akhirnya, faktor-faktor seperti suku bunga, inflasi, kestabilan politik, neraca perdagangan, dan rezim nilai tukar menjadi penentu utama menguat atau melemahnya sebuah mata uang.













