kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengapa Baru Sekarang Korut Tembakkan Rudal Melintasi Perbatasan Laut Korsel?


Kamis, 03 November 2022 / 07:37 WIB
Mengapa Baru Sekarang Korut Tembakkan Rudal Melintasi Perbatasan Laut Korsel?
ILUSTRASI. Untuk pertama kalinya dalam hampir 70 tahun, Korut pada Rabu (2/11/2022) menembakkan rudal balistik melintasi perbatasan Korsel. REUTERS/Kim Hong-Ji


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Untuk pertama kalinya dalam hampir 70 tahun, Korea Utara pada Rabu (2/11/2022) menembakkan rudal balistik melintasi Garis Batas Utara, perbatasan maritim de facto yang memisahkannya dari Selatan.

Melansir Channel News Asia, menurut militer Korea Selatan, tembakan rudal itu termasuk di antara 23 rudal yang ditembakkan Pyongyang pada Rabu, tembakan paling banyak dalam sehari. Mereka termasuk tujuh rudal balistik jarak pendek dan enam rudal darat-ke-udara.

Korea Selatan, yang menangguhkan rute penerbangan dan memperingatkan penduduk pulau di daerah itu untuk bersembunyi di bunker, menyebutnya aksi tersebut merupakan invasi teritorial. Korea Selatan sendiri langsung menembakkan tiga rudalnya sebagai aksi balasan.

Korea Utara juga menembakkan lebih dari 100 peluru artileri dari pantai timurnya ke zona penyangga militer, kata militer Korea Selatan.

Banyak yang mempertanyakan, apakah rudal itu menghantam wilayah Korea Selatan? Jawabannya adalah tidak. Akan tetapi, lokasi hantaman rudal sudah dekat dengan wilayah Korea Selatan.

Baca Juga: Dua Korea Tegang! Korut Tembakkan 6 Rudal Lagi ke Arah laut Timur & Laut Kuning

Satu rudal balistik jarak pendek mendarat hanya 57 km di lepas pantai Korea Selatan di perairan internasional.

Militer Seoul mengatakan, itu adalah kejadian pertama kalinya sejak semenanjung itu dibagi dua pada akhir permusuhan Perang Korea pada tahun 1953 bahwa sebuah rudal Korea Utara telah mendarat begitu dekat dengan perairan teritorial Selatan.

Rudal itu meluncur turun 26 km selatan Garis Batas Utara, perbatasan maritim de facto antara kedua negara, yang secara teknis tetap berperang sejak konflik berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Perbatasan dua Korea

Di darat, Korea Utara dan Selatan dibagi oleh perbatasan yang ditandai dengan jelas dan dijaga ketat, yang panjangnya penuh dengan kawat berduri, dipenuhi dengan menara senjata dan dipatroli oleh tentara.

Di laut, setelah perjanjian gencatan senjata, Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dipimpin AS menarik Garis Batas Utara untuk mencegah bentrokan yang tidak disengaja antara kedua belah pihak.

Korea Utara tidak pernah secara resmi mengakui perbatasan, mengklaim wilayahnya harus lebih jauh ke selatan.

Baca Juga: Rudal Korea Utara Mendarat di Lepas Pantai Korea Selatan, Begini Respons Seoul

Cheong Seong-chang, seorang peneliti di Institut Sejong, mengatakan kepada AFP, Pyongyang berpikir Garis Batas Utara adalah kerugian yang signifikan bagi mereka.

Perbatasan maritim selalu menjadi titik nyala dan merupakan tempat bentrokan angkatan laut yang singkat namun berdarah pada tahun 1999, 2002 dan 2009.

Pada tahun 1999, kapal patroli Korea Utara melanggar Garis Batas Utara sejauh 10 km, tetapi dikalahkan dan mundur setelah baku tembak, yang menewaskan beberapa warga Korea Utara.

Pada November 2010, Korea Utara menembaki pulau Yeonpyeong Selatan, yang dekat dengan perbatasan laut, menewaskan empat warga Korea Selatan dan secara singkat memicu kekhawatiran akan konflik skala penuh.

Bulan lalu, militer Seoul melepaskan tembakan peringatan ke sebuah kapal Korea Utara yang melintasi perbatasan laut yang disengketakan, mendorong Korea Utara untuk menembakkan peringatan sebagai balasannya.

Pada pertemuan puncak di Pyongyang pada tahun 2018, mantan presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Kim Jong Un dari Korea Utara sepakat untuk membangun zona penyangga di sepanjang batas darat dan laut dalam upaya untuk mengurangi ketegangan.

Tetapi sejak pembicaraan gagal pada 2019, Kim telah menggandakan program senjata terlarangnya, dan para ahli mengatakan dia sekarang menguji Korea Selatan dengan melanggar perjanjian zona penyangga.

Korea Utara menembakkan rentetan artileri berulang kali ke zona penyangga bulan lalu, dan melakukannya lagi pada Rabu -- yang menurut Seoul merupakan "pelanggaran yang jelas" terhadap perjanjian 2018.

Baca Juga: Korut: Korsel & AS akan Dapat Balasan yang Mengerikan Jika Gunakan Kekuatan Militer

"Itu semua adalah provokasi yang disengaja yang dimaksudkan untuk meningkatkan ketegangan politik di semenanjung," jelas Ahn Chan-il, seorang sarjana studi Korea Utara, mengatakan kepada AFP.

Ahn berkata: "Kim membuat poin bahwa mereka mampu menghancurkan Selatan jika mereka mau."

Washington dan Seoul telah berulang kali memperingatkan bahwa semua peluncuran rudal Kim baru-baru ini dapat berujung pada uji coba nuklir lain - yang akan menjadi yang ketujuh bagi Pyongyang.

"Ini adalah acara pra-perayaan Korea Utara menjelang uji coba nuklir mereka yang akan datang," kata Ahn.

"Mereka juga tampak seperti serangkaian tes praktis untuk penyebaran nuklir taktis mereka."

Lantas mengapa Korea Utara semakin agresif?

Minggu ini, Seoul dan Washington menggelar latihan udara bersama terbesar mereka, yang dijuluki "Vigilant Storm", yang melibatkan ratusan pesawat tempur dari kedua belah pihak.

Pyongyang mengatakan itu adalah latihan militer yang agresif dan provokatif yang menargetkan DPRK. Hal tersebut diungkapkan oleh Pak Jong Chon, sekretaris Komite Sentral Partai Buruh Korea, dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh media pemerintah.

Jika latihan berlanjut, Pak memperingatkan bahwa Seoul dan Washington akan "membayar harga yang paling mengerikan dalam sejarah".

Mengutip Yonhap, sebelumnya diberitakan, Korea Utara meluncurkan rudal terbaru, termasuk yang diduga rudal darat-ke-udara, mulai pukul 16:30 hingga 17:10 waktu setempat, menuju Laut Timur dari daerah Sondok dan Sinpo, dan menuju Laut Kuning dari daerah Kwail dan Onchon. 

Getaran terbaru datang beberapa jam setelah rezim Korea Utara meluncurkan setidaknya 17 rudal balistik dan lainnya di lepas pantai timur dan baratnya. 

Menurut Kepala Staf Gabungan (JCS) militer Korea Selatan, sekitar pukul 6:51 pagi, Korea Utara meluncurkan empat rudal balistik jarak pendek (SRBM) ke Laut Kuning dari daerah-daerah di Provinsi Pyongan Utara. 

Militer Korea Selatan juga mendeteksi penembakan tiga SRBM oleh Korea Utara dari sebuah situs di atau sekitar kota pesisir timur Wonsan sekitar pukul 08:51.  

Salah satunya mendarat di dekat perairan teritorial Korea Selatan, yang semakin meningkatkan ketegangan di sekitar perbatasan antar-Korea.  




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×