Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pertempuran berdarah antara India dengan China terjadi di pegunungan Himalaya pada Selasa lalu. Kedua pasukan terlibat konflik tanpa menggunakan senjata api. Akan tetapi, mereka saling menyerang dengan menggunakan pentungan paku hingga batu.
Bentrokan itu adalah yang paling serius sejak 1967. Sejak awal Mei, kedua tentara berhadapan di perbatasan di mana India mengatakan pasukan China telah menyusup dan membangun struktur sementara. Konfrontasi berubah menjadi perkelahian mematikan pada hari Senin.
Melansir Reuters, sumber pemerintah India di New Delhi dan di sisi perbatasan India di wilayah Ladakh mengatakan, pertempuran itu dipicu oleh pertikaian dua tenda dan menara observasi Tiongok yang India katakan telah dibangun di sisi LAC.
Baca Juga: Foto satelit: Ada aktivitas besar di sisi China sebelum bentrok dengan India
China telah berusaha untuk mendirikan "struktur" di Lembah Galwan di sisi India dari LAC bahkan setelah pejabat militer telah mencapai kesepakatan pada 6 Juni untuk menurunkannya, kata Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar kepada diplomat senior China, Wang Yi, dalam sebuah panggilan telepon pada hari Rabu, kata Kementerian Luar Negeri India. Belum jelas maksud struktur yang dimaksud.
Dua sumber pemerintah yang mengetahui situasi militer mengatakan, masalah muncul ketika sebuah patroli India mengunjungi daerah dekat punggungan untuk memverifikasi pernyataan China bahwa pasukannya telah pindah kembali dari LAC.
Baca Juga: Sedang siaga tempur, militer India atau China yang paling kuat
Pasukan China mulai berkurang dan meninggalkan dua tenda dan pos pengamatan kecil. Pihak India kemudian menghancurkan menara dan membakar tenda, kata sumber itu.
Bagaimana kronologi pertempuran?
Sekelompok besar tentara Tiongkok tiba dan berhadapan dengan pasukan India, yang dipimpin oleh Kolonel Santosh Babu. Mereka dipersenjatai ringan sesuai dengan aturan keterlibatan di LAC, salah satu sumber mengatakan.
India dan China belum pernah melakukan baku tembak di perbatasan sejak 1967, meski kadang terjadi gejolak. Tentara di bawah instruksi untuk menjaga senapan mereka agar tetap digantung di punggung mereka.
Baca Juga: Berduka, India gelar pemakaman tentara yang tewas dalam bentrokan dengan China
Tidak jelas apa yang terjadi selanjutnya, tetapi kedua belah pihak segera bentrok, di mana militer China menggunakan tongkat besi dan pentungan dengan paku, salah satu sumber mengatakan.
Kolonel Babu adalah salah satu dari 20 korban, kata mereka. Lebih banyak pasukan India dilibatkan dan konfrontasi berubah menjadi keributan selama berjam-jam yang akhirnya melibatkan hingga 900 tentara, kata sumber itu. Tetap tidak ada tembakan di kedua sisi.
Baca Juga: 43 serdadu China jadi korban tewas dalam pertarungan kejam dengan India
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao, menolak versi acara itu. "Hak dan kesalahan dari insiden ini sangat jelas. Tanggung jawab tidak ada pada China."
Mengapa tidak menggunakan senjata?
Mengutip Reuters, pada 1996, India dan China menandatangani perjanjian damai LAC. Dalam perjanjian itu disebutkan bahwa kedua belah pihak tidak akan menggunakan kekuatan miiliter dalam konflik perbatasan.
Para pakar mengatakan, sesuai kesepakatan, tentara dari kedua negara kemudian menggunakan senjata lain termasuk tangan, batu, kayu yang dipasang paku atau kawat berduri. Nah, dalam bentrokan yang terjadi hari Selasa, militer India mengatakan 20 tentaranya tewas dan 17 mengalami luka berat.
Baca Juga: PM India: Kami tak mau konflik dengan China, tapi siap berperang jika diprovokasi
"Serdadu China menyerang dengan batangan besi, perwira komandan mengalami cedera serius dan jatuh, dan ketika terjadi, lebih banyak tentara tiba di lokasi kejadian dan diserang dengan batu," kata sumber pemerintah India kepada Reuters.
Associate Profesor Jian Zhang, pakar kebijakan China di UNSW Canberra mengatakan kepada ABC mengatakan penggunaan senjata non-militer menggambarkan keinginan kedua pihak guna menghindari kemungkinan situasi di perbatasan berkembang menjadi konflik militer. Walau pejabat China tidak menjelaskan apakah ada korban di pihak mereka, editor tabloid milik pemerintah The Global Times lewat Twitter-nya mengatakan tentara mereka juga tewas dalam bentrokan tersebut.
Baca Juga: Pejabat India: Tentara dipukul dengan pentungan paku dan batu oleh pasukan China
Kantor berita ANI yang mengutip sumber anonim melaporkan, ada 43 serdadu Negeri "Panda" yang terluka atau terbunuh, meski tak ada konfirmasi langsung.
Apa yang terjadi di masa lalu?
Insiden tewasnya 20 tentara India itu merupakan yang pertama sejak ratusan orang tewas di kedua sisi dalam bentrokan perbatasan besar pada 1967 antara negara tetangga yang bersenjatakan nuklir, yang merupakan dua negara terpadat di dunia.
India dan China berperang singkat di Ladakh dan di timur laut India pada tahun 1962. Ketidakpercayaan satu sama lain kadang-kadang menyebabkan gejolak sejak saat itu. Pekerjaan infrastruktur di dekat atau di dalam wilayah yang disengketakan sering diikuti oleh meningkatnya ketegangan.
LAC sebagian besar mengikuti garis gencatan senjata setelah perang 1962, tetapi kedua belah pihak tidak setuju di mana letaknya berada.
Pertikaian besar terakhir terjadi pada tahun 2017 di dataran tinggi Doklam dekat perbatasan India, Bhutan dan China. Setelah memanasnya hubungan, kedua belah pihak sepakat untuk "memisahkan pasukan" secara cepat, menurut kementerian luar negeri India.