Sumber: Al Jazeera | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Sebuah tim yang mempelajari Omicron di Glasgow, Skotlandia, menemukan jawaban, mengapa varian virus corona ini sulit menginfeksi sel paru-paru seperti halnya saluran udara bagian atas.
Mengutip Al Jazeera, tim menemukan protein penting pada sel paru-paru yang disebut TMPRSS2, yang biasanya membantu varian virus corona sebelumnya untuk masuk ke dalam sel paru-paru yang terikat kurang kuat pada Omicron.
Yang berarti, lebih sulit bagi varian Omicron untuk masuk ke dalam dan menginfeksi sel paru-paru.
Virus memasuki sel-sel yang melapisi hidung, tenggorokan, dan saluran udara bagian atas dengan cara yang berbeda. Jadi, meskipun ditemukan dalam jumlah tinggi di bagian saluran udara ini, konsentrasi virus lebih rendah di jaringan paru-paru.
Baca Juga: Waspada! Luhut Beri Peringatan: Tak Mungkin Omicron Tidak Ada di Tengah Masyarakat
Ini mungkin juga sebagian menjelaskan mengapa varian Omicron sangat menular. Jika terkonsentrasi dalam jumlah tinggi di saluran udara bagian atas, virus lebih mungkin keluar saat orang batuk, bersin, atau bernafas dan menginfeksi orang lain.
Sementara sebuah studi gabungan Amerika Serikat dan Jepang, yang masih dalam tinjauan sejawat, melihat efek varian Omicron pada tikus dan hamster.
Dua hewan pengerat ini memiliki reseptor ACE2 yang sama dengan manusia dan apa yang diikat oleh virus corono untuk masuk dan menginfeksi sel.
Studi tersebut menemukan, tikus dan hamster yang terinfeksi varian Omicron memiliki kerusakan paru-paru yang lebih sedikit, kehilangan berat badan yang lebih sedikit, dan kemungkinan kematian yang lebih kecil dibanding yang terpapar Delta.
Baca Juga: Varian Omicron Lebih Ringan dari Delta, Bisa Bantu Dunia Keluar dari Pandemi?
Varian Omicron menyimpan mutasi yang membuatnya lebih mudah menular. Sebuah tim peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Hong Kong menemukan, Omicron bereplikasi 70 kali lebih cepat dari Delta di saluran udara manusia.
Studi, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, itu menunjukkan, jika dibandingkan dengan Delta dan virus corona asli, varian Omicron jauh lebih cepat masuk ke bronkus atau tabung yang mengalir melalui saluran udara bagian atas dan paru-paru.
Tetapi, jauh lebih lambat dalam infiltrasi jaringan paru-paru.
Menurut para peneliti, varian Omicron bereplikasi kurang efisien, lebih dari 10 kali lebih rendah, di dalam jaringan paru-paru manusia dibanding virus SARS-CoV-2 asli, yang mungkin menunjukkan tingkat keparahan penyakit yang lebih rendah.
Namun, penulis utama Dr Michael Chan telah mendesak kehati-hatian atas temuan tersebut. “Penting untuk dicatat, tingkat keparahan penyakit pada manusia tidak hanya ditentukan oleh replikasi virus tetapi juga oleh respons imun inang terhadap infeksi tersebut,” katanya, seperti dikutip Al Jazeera.