kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengejutkan! Mantan penasihat: Trump ingin melenyapkan Assad


Selasa, 16 Februari 2021 / 11:16 WIB
Mengejutkan! Mantan penasihat: Trump ingin melenyapkan Assad
ILUSTRASI. Menurut seorang mantan penasihat, mantan presiden AS Donald Trump berkeinginan membunuh Presiden Suriah Bashar Assad pada 2017.


Sumber: Arab News | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - LONDON. Menurut seorang mantan penasihat, mantan presiden AS Donald Trump berkeinginan membunuh Presiden Suriah Bashar Assad pada 2017.

Arab News memberitakan, KT Macfarland, mantan wakil penasihat keamanan nasional, mengatakan Trump bersikeras bahwa dia akan melenyapkan Assad setelah melihat foto-foto serangan gas sarin rezim Suriah terhadap warga sipil.

Berbicara dengan BBC untuk film dokumenter tentang mantan presiden, Macfarland mengatakan dia mengatakan kepada Trump: "Anda tidak bisa melakukan itu. Dia berkata 'mengapa?' Dan saya berkata 'baiklah, itu adalah tindakan perang'."

Melansir Arab News, pada April 2017, rezim Assad melancarkan serangan gas sarin ke kota Khan Sheikhoun di Suriah barat, menewaskan 90 orang. Rekaman mengejutkan dari serangan itu dibagikan secara luas secara online sehingga memicu kemarahan yang meluas.

Baca Juga: Donald Trump dan Vladimir Putin mengobrol layaknya teman di bar

"Saya tahu apa yang dia (Trump) ingin lakukan adalah menghukum Assad dan tidak membiarkan dia lolos begitu saja," jelas Macfarland.

Suriah dan Rusia menyangkal bahwa rezim Assad terlibat dalam serangan itu. Akan tetapi laporan PBB pada saat itu meyakini bahwa Republik Arab Suriah bertanggung jawab atas pelepasan sarin di Khan Sheikhoun pada 4 April 2017.

Trump akan melanjutkan untuk menanggapi dengan meluncurkan satu-satunya serangan langsung pemerintahannya ke Suriah, dengan menembakkan 59 rudal jelajah ke pangkalan udara Shayrat di Suriah barat. Lokasi ini disebut-sebut sebagai lokasi dari mana serangan kimia itu diluncurkan.

Baca Juga: Biden lakukan pembicaraan pertama sebagai Presiden AS dengan Xi Jinping, ini isinya

Menurut laporan 2019 oleh Global Public Policy Institute yang berbasis di Berlin, ada bukti bahwa lebih dari 330 serangan kimia telah diluncurkan sejak konflik Suriah meletus.

Laporan itu mengatakan 98% dari serangan itu dilakukan oleh rezim Assad, dan sisanya 2% oleh Daesh. "Kami menduga jumlah sebenarnya mungkin masih jauh lebih tinggi," tambah laporan itu seperti dikutip Arab News.

Selanjutnya: Akun Twitter Donald Trump dihapus dari platform selamanya




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×