Sumber: Yonhap | Editor: S.S. Kurniawan
Sebelumnya, media lokal melaporkan, Angkatan Udara Korea Selatan, Senin (22/6), menerbangkan Global Hawk sebagai bagian dari peningkatan pengawasan terhadap Korea Utara di tengah ancaman Pyongyang melakukan tindakan militer.
Tetapi, AU Korea Selatan membantah laporan itu. "Penerbangan itu adalah bagian dari program pelatihan yang sedang berlangsung," kata seorang perwira AU Korea Selatan seperti dikutip Yonhap. "Kami sedang berupaya menerjunkan aset secara normal".
Yang jelas, sebagai salah satu platform intelijen paling canggih di dunia, pesawat nirawak buatan Northrop Grumman mampu melakukan misi pengintaian selama 40 jam pada suatu waktu dengan ketinggian sekitar 20 kilometer di atas permukaan laut.
Baca Juga: Siap tempur, ini peta kekuatan militer Korea Utara dan Korea Selatan
Dilengkapi dengan teknologi sensor radar pengawasan Bumi multi-platform state-of-the-art, Global Hawk bisa melakukan tugas-tugas intelijen hingga rentang 3.000 kilometer dan membedakan objek di tanah sekecil 30 sentimeter.
Global Hawk seharga US$ 220 juta (Rp 3,08 triliun), menurut majalah teknologi Wired, dirancang untuk mengumpulkan informasi intelijen secara real-time, dengan pencitraan gambar resolusi tinggi untuk segala cuaca dan medan, baik siang maupun malam.
Dengan panjang 14,5 meter, lebar sayap 39,8 meter, dan berat 6.781 kilogram, Global Hawk tidak memiliki kemampuan ofensif. Meski begitu, pesawat tanpa awak ini bisa dioperasikan semi-otonom. Sehingga, bisa menyelesaikan misi tanpa bantuan intervensi manusia.