kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengenal Global Hawk, drone canggih Korea Selatan yang siap intai Korea Utara


Senin, 22 Juni 2020 / 23:50 WIB
Mengenal Global Hawk, drone canggih Korea Selatan yang siap intai Korea Utara


Sumber: Yonhap | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Angkatan Udara (AU) Korea Selatan berencana mengoperasikan pesawat tanpa awak canggih Global Hawk paling cepat bulan depan, di tengah ketegangan dengan Korea Utara yang semakin meningkat.

Berdasarkan kesepakatan 2011 dengan Amerika Serikat (AS), Korea Selatan membeli empat RQ-4 Block 30 Global Hawk Remotedy Aircraft (RPA) dan sejauh ini sudah menerima tiga unit, dengan yang pertama tiba Desember 2019.

"Kami akan mengirim Global Hawk untuk operasi aktual pada paruh kedua tahun ini. Mereka akan dioperasikan setelah satu unit yang tersisa tiba yang akan berlangsung segera," kata sumber Kantor Berita Yonhap di militer Korea Selatan, Senin (22/6).

Baca Juga: Korea Utara siap gelar parade militer berskala besar, pamer rudal balistik baru?

Skuadron AU Korea Selatan yang bertanggungjawab atas aset canggih tersebut sedang melakukan pelatihan penerbangan, menurut sumber itu. Tidak ada acara untuk menandai pengoperasian Global Hawk karena merupakan salah satu "aset strategis utama".

Sejatinya, sumber lain Yonhap mengatakan, AU Korea Selatan menargetkan "akhir Oktober atau awal November" untuk pengoperasian  Global Hawk. Tapi, bisa lebih cepat lantaran Korea Utara merencanakan acara besar pada Oktober nanti.

Negara komunis itu berencana mengadakan parade militer berskala besar untuk menandai peringatan 75 tahun berdirinya Partai Buruh yang berkuasa, menurut Kementerian Pertahanan Korea Selatan. Peringatan itu jatuh pada 10 Oktober.

Baca Juga: Memanas, moncong artileri Korea Utara dalam posisi terbuka ke arah Korea Selatan

Harga Rp 3 triliun

Sebelumnya, media lokal melaporkan, Angkatan Udara Korea Selatan, Senin (22/6), menerbangkan Global Hawk sebagai bagian dari peningkatan pengawasan terhadap Korea Utara di tengah ancaman Pyongyang melakukan tindakan militer.

Tetapi, AU Korea Selatan membantah laporan itu. "Penerbangan itu adalah bagian dari program pelatihan yang sedang berlangsung," kata seorang perwira AU Korea Selatan seperti dikutip Yonhap. "Kami sedang berupaya menerjunkan aset secara normal".

Yang jelas, sebagai salah satu platform intelijen paling canggih di dunia, pesawat nirawak buatan Northrop Grumman mampu melakukan misi pengintaian selama 40 jam pada suatu waktu dengan ketinggian sekitar 20 kilometer di atas permukaan laut.

Baca Juga: Siap tempur, ini peta kekuatan militer Korea Utara dan Korea Selatan

Dilengkapi dengan teknologi sensor radar pengawasan Bumi multi-platform state-of-the-art, Global Hawk bisa melakukan tugas-tugas intelijen hingga rentang 3.000 kilometer dan membedakan objek di tanah sekecil 30 sentimeter.

Global Hawk seharga US$ 220 juta (Rp 3,08 triliun), menurut majalah teknologi Wired, dirancang untuk mengumpulkan informasi intelijen secara real-time, dengan pencitraan gambar resolusi tinggi untuk segala cuaca dan medan, baik siang maupun malam.

Dengan panjang 14,5 meter, lebar sayap 39,8 meter, dan berat 6.781 kilogram, Global Hawk tidak memiliki kemampuan ofensif. Meski begitu, pesawat tanpa awak ini bisa dioperasikan semi-otonom. Sehingga, bisa menyelesaikan misi tanpa bantuan intervensi manusia.




TERBARU

[X]
×