Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Mengutip Asia News Network, belum ada patokan yang jelas mengenai berapa lama waktu yang cukup bagi masyarakat untuk memaafkan kejahatan narkoba.
Profesor Oh Yun-seong, seorang profesor administrasi kepolisian di Universitas Soonchunhyang, mengatakan selebriti yang kembali ke status mereka sebelumnya dengan mudah setelah jasuk merugikan kesadaran narkoba di masyarakat.
“Hukuman bagi selebriti yang melakukan kejahatan narkoba cenderung tidak terlalu berat, dan preseden yang ada telah menimbulkan keyakinan bahwa mereka dapat kembali lagi setelah jasuk,” katanya seperti dikutip dalam wawancara dengan media.
Mengingat serangkaian skandal narkoba baru-baru ini yang melibatkan nama-nama besar seperti Yoo Ah-in, Lee Sun-kyun dan G-Dragon – Lee dan G-Dragon dinyatakan negatif dalam tes narkoba polisi – ada seruan untuk melarang selebriti tampil di TV setelah terlibat skandal narkoba.
Saat ini, apakah akan melarang seorang selebriti atau tidak, itu tergantung pada masing-masing lembaga penyiaran.
“Yang membuat marah masyarakat (Korea Selatan) adalah para pengguna narkoba mengambil jeda sejenak dan kembali ke layar kaca, dan dibayar sejumlah besar uang untuk itu,” kata Perwakilan Kim Young-shik dari Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa.
Ia mendesak adanya pembatasan yang lebih ketat terhadap selebriti yang kedapatan menggunakan narkoba, dengan mengacu pada Undang-Undang Penyiaran yang menyatakan bahwa sebuah siaran tidak boleh mendorong tindakan asusila.
“Beberapa orang mengatakan bahwa melarang selebriti yang dituduh menggunakan narkoba untuk tampil di TV melanggar kebebasan kerja, namun pemerintah perlu memikirkan tanggung jawab penyiaran,” tambahnya.