Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
China juga dapat memangkas birokrasi ketika akan merancang dan membangun proyek besar seperti ini, terutama saat begitu banyak hal yang harus dipertaruhkan.
Rahasia kunci
Ada faktor-faktor penting yang merupakan kunci mempercepat proyek-proyek pembangunan di China yakni kurangnya serikat pekerja, masuknya tenaga kerja murah dari kota-kota provinsi, dan ketersediaan bahan bangunan. Tetapi ini tidak berarti bahwa standar bangunan China lebih longgar dibandingkan dengan negara-negara Barat.
Helbig yang telah mengerjakan beberapa proyek infrastruktur besar di China termasuk bandara Shenzhen Bao'an dan resor Disney di Shanghai, mengatakan bahwa faktor keselamatan merupakan prioritas di China.
Baca Juga: Jangan panik, begini cara mencegah terpapar dari virus corona
"Mereka tidak melakukan hal-hal gila lagi. Mereka mengevaluasi lebih teliti. Saya merasa ada perubahan sikap selama 10 hingga 15 tahun terakhir," kata Helbig.
Obsesi mereka yang sudah lama ada pada teknik dan arsitektur telah membuat para pengembang dan pekerja konstruksi China unggul dibanding negara lain. Pada tahun 2016, data Council on Tall Building and Urban Habitat (CTBUH) menyebutkan, China mampu menyelesaikan 84 gedung pencakar langit (setinggi lebih dari 300 meter) dibandingkan dengan Amerika Serikat yang hanya 7 gedung.
Baca Juga: China yakin persentase korban meninggal akibat corona bakal menciut
Bahkan, Mini Sky City Hunan, gedung pencakar langit 57 lantai, dibangun hanya dalam waktu 19 hari. Selain itu, China sangat terbuka terhadap teknologi baru dan perubahan teknologi, dan ini benar-benar berbeda dari dunia Barat dalam beberapa hal.
Namun, di balik kemampuan China bekerja dengan cepat, ada sejumlah faktor yang masih tertinggal. Di antaranya adalah ketiadaan aspek keberlanjutan, dan boros konsumsi energi. "Saya tidak bisa membayangkan bahwa ini adalah bangunan yang paling optimal," cetus Helbig.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sekali Lagi, Ini Rahasia China Bangun Rumah Sakit Corona Secepat Kilat"
Penulis : Hilda B Alexander
Editor : Hilda B Alexander