Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Akhirnya China mampu mewujudkan rumah sakit darurat khusus pasien corona, Huoshenshan, di Wuhan, Provinsi Hubei. Tidak tanggung-tanggung, pembangunannya hanya memakan waktu 8 hari saja! Tentunya pembangunan itu dilakukan setelah melalui berbagai rangkaian perencanaan, desain dan pembangunan.
Singkatnya waktu pembangunan yang dimulai pada 25 Januari 2020 itu tak lepas dari ambisi China untuk mengulang prestasi serupa saat membangun rumah sakit khusus pasien severe acute respiratory syndrome (SARS) Xiaotangshan, di Beijing, pada 2003 silam.
Tak main-main, rumah sakit Xiaotangshan dengan kapasitas 1.000 tempat tidur, dibangun hanya dalam waktu 7 hari! Ya, secepat kilat!
Mereka tengah berupaya menyelesaikan rumah sakit kedua khusus pasien corona lainnya yakni Leishenshan yang ditargetkan rampung pada Rabu besok, 5 Februari. CGTN News melaporkan, pekerjaan konstruksi yang serba cepat dan disiarkan secara langsung melalui saluran-saluran televisi milik Pemerintah, memukau puluhan jutaan penonton.
Baca Juga: Cegah virus corona hambat investasi dan ekonomi Indonesia
Cuplikan gambar drone dari situs konstruksi menunjukkan sebuah buldoser menggali fondasi dan parade truk yang mengangkut kabel baja, semen, beton pracetak (prefabrikasi), dan generator listrik. Pemerintah China mengerahkan seluruh sumber dayanya untuk membangun fasilitas medis baru dengan cepat. Rumah Sakit Corona Huoshenshan dirancang dengan kapasitas 1.000 tempat tidur dan menempati lahan seluas 2,4 hektar.
Sementara Rumah Sakit Corona Leishenshan menempati area 3 hektar dengan fasilitas 1.300 tempat tidur. Kecepatan konstruksi yang luar biasa ini, memunculkan beragam pertanyaan: Bagaimana China dapat secara radikal menekan jadwal pembangunan? Dan dapatkah struktur yang dibangun dengan cepat itu, benar-benar aman secara konstruksi?
Baca Juga: Virus corona dapat dicegah dengan imunostimulan
Sebuah bangunan, lebih-lebih rumah sakit dengan layanan lengkap seperti peralatan teknologi medis, biasanya membutuhkan beberapa tahun masa konstruksi.
Mengutip Quartz, seorang arsitek dari biro HOK Architects Scott Rawlings berpendapat, apa yang sedang dan telah dibangun oleh China bukanlah fasilitas medis yang khas dan spesifik tetapi lebih merupakan "pusat pengobatan untuk mengelola infeksi massal."
Sebaliknya, Scott merasa ragu menyebut fasilitas medis yang dibangun China saat ini di Wuhan sebagai rumah sakit permanen. "Tentu saja ini bukan fasilitas layanan yang lengkap," kata Scott.
Baca Juga: Seorang WNI yang terinfeksi virus corona di Singapura tertular majikannya sendiri
Dia menambahkan, ketika merancang sesuatu, hal yang harus dipertimbangkan adalah penggunaan dan kemampuan beradaptasi bangunan selama 75 tahun ke depan. Nah, China menurut Scott, tidak memiliki kemampuan dalam merancang rumah sakit baru, termasuk Huoshenshan dan Leishenshan.
Scott yang saat ini tengah mengerjakan rumah sakit baru dengan 500 tempat tidur di Chengdu dan dua rumah sakit di Hong Kong menjelaskan, bahwa untuk proyek rumah sakit biasa, waktu yang dihabiskan cukup lama. Termasuk waktu berkonsultasi dengan pasien, staf medis, administrator layanan kesehatan, dan masyarakat sekitar. Hal ini untuk memastikan desain bekerja untuk semua kepentingan.
Baca Juga: Singapura umumkan enam kasus virus corona, salah satunya TKI
Dengan tidak adanya waktu konsultasi untuk desain khusus rumah sakit corona, pejabat Wuhan pun ditengarai mencontek cetak biru dari Rumah Sakit SARS Xiaotangshan. China memanfaatkan material prefabrikasi atau beton pracetak sebagai kunci cepatnya proses konstruksi Rumah Sakit Corona Haoshenshan dan Leishenshan, serupa halnya dengan di Xiaotangshan.
Kamar-kamar yang sepenuhnya dirakit dan dibuat oleh pabrik diangkut dengan truk dan ditempatkan di lokasi pembangunan. Menurut seorang insunyur struktural Knippers Helbig asal Jerman, Thorsten Helbig, teknik pembangunan ini sepenuhnya aman. Helbig yang mengajar di Cooper Union, New York, menjelaskan, karena unit kamar dirakit di lingkungan pabrik dengan kendali maksimal, perancang dan pembangun dapat memecahkan masalah apa pun dan memastikan semua beton pracetak atau blok modular terpasang sempurna.
Baca Juga: Belum ada kepastian evakuasi bagi WNI yang masih tersisa di Wuhan
Sementara di sisi lain, bangunan cor beton yang merupakan teknik konvensional, sangat bergantung pada kondisi cuaca dan koreografi berbagai kontraktor yang bekerja pada berbagai aspek proyek. Kendati demikian, penggunaan material beton pracetak bukanlah hal baru.
Jaringan hotel Citizen M dan Marriott International, telah menggunakannya dalam rencana pembangunan mereka.
Material prefabrikasi juga telah digunakan dalam skenario darurat di bagian lain dunia. Departemen Pertahanan Amerika Serikat, misalnya, dapat dengan cepat mendirikan rumah sakit lapangan untuk diagnosis dan perawatan darurat. Dia melanjutkan, sejarah China dengan epidemi massal telah mempersiapkan mereka dengan matang dalam menghadapi krisis yang sedang berlangsung di Wuhan.
"Dalam banyak hal, China berada di depan AS dan negara-negara lain dalam menangani infeksi massal, seperti yang pernah mereka alami sebelumnya dengan SARS pada 2003," cetus Scott.
Baca Juga: Waspada virus corona, Manulife jamin perlindungan menyeluruh kepada nasabah
China juga dapat memangkas birokrasi ketika akan merancang dan membangun proyek besar seperti ini, terutama saat begitu banyak hal yang harus dipertaruhkan.
Rahasia kunci
Ada faktor-faktor penting yang merupakan kunci mempercepat proyek-proyek pembangunan di China yakni kurangnya serikat pekerja, masuknya tenaga kerja murah dari kota-kota provinsi, dan ketersediaan bahan bangunan. Tetapi ini tidak berarti bahwa standar bangunan China lebih longgar dibandingkan dengan negara-negara Barat.
Helbig yang telah mengerjakan beberapa proyek infrastruktur besar di China termasuk bandara Shenzhen Bao'an dan resor Disney di Shanghai, mengatakan bahwa faktor keselamatan merupakan prioritas di China.
Baca Juga: Jangan panik, begini cara mencegah terpapar dari virus corona
"Mereka tidak melakukan hal-hal gila lagi. Mereka mengevaluasi lebih teliti. Saya merasa ada perubahan sikap selama 10 hingga 15 tahun terakhir," kata Helbig.
Obsesi mereka yang sudah lama ada pada teknik dan arsitektur telah membuat para pengembang dan pekerja konstruksi China unggul dibanding negara lain. Pada tahun 2016, data Council on Tall Building and Urban Habitat (CTBUH) menyebutkan, China mampu menyelesaikan 84 gedung pencakar langit (setinggi lebih dari 300 meter) dibandingkan dengan Amerika Serikat yang hanya 7 gedung.
Baca Juga: China yakin persentase korban meninggal akibat corona bakal menciut
Bahkan, Mini Sky City Hunan, gedung pencakar langit 57 lantai, dibangun hanya dalam waktu 19 hari. Selain itu, China sangat terbuka terhadap teknologi baru dan perubahan teknologi, dan ini benar-benar berbeda dari dunia Barat dalam beberapa hal.
Namun, di balik kemampuan China bekerja dengan cepat, ada sejumlah faktor yang masih tertinggal. Di antaranya adalah ketiadaan aspek keberlanjutan, dan boros konsumsi energi. "Saya tidak bisa membayangkan bahwa ini adalah bangunan yang paling optimal," cetus Helbig.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sekali Lagi, Ini Rahasia China Bangun Rumah Sakit Corona Secepat Kilat"
Penulis : Hilda B Alexander
Editor : Hilda B Alexander