kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.589.000   13.000   0,50%
  • USD/IDR 16.770   -8,00   -0,05%
  • IDX 8.538   -46,87   -0,55%
  • KOMPAS100 1.181   -4,39   -0,37%
  • LQ45 845   -3,52   -0,41%
  • ISSI 305   -2,17   -0,71%
  • IDX30 436   -0,64   -0,15%
  • IDXHIDIV20 511   0,73   0,14%
  • IDX80 132   -0,80   -0,61%
  • IDXV30 138   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 140   0,34   0,25%

Menhan Thailand Akan Berunding dengan Kamboja, Peluang Gencatan Senjata Muncul


Jumat, 26 Desember 2025 / 18:50 WIB
Menhan Thailand Akan Berunding dengan Kamboja, Peluang Gencatan Senjata Muncul
ILUSTRASI. Menteri pertahanan Thailand akan bergabung dalam perundingan yang sedang berlangsung dengan Kamboja pada Sabtu (Reuters/Athit Perawongmetha)


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Menteri pertahanan Thailand akan bergabung dalam perundingan yang sedang berlangsung dengan Kamboja pada Sabtu, yang berpotensi menghasilkan gencatan senjata, kata Perdana Menteri Thailand pada Jumat.

Hal ini disampaikan ketika bentrokan di perbatasan antara dua negara Asia Tenggara tersebut berlanjut hingga memasuki pekan ketiga.

Jika menteri pertahanan Thailand mampu mencapai kesepakatan dengan mitranya dari Kamboja, kedua negara akan menandatangani perjanjian yang sejalan dengan pakta sebelumnya yang dimediasi dengan bantuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, menyusul putaran bentrokan sebelumnya pada Juli, ujar sang perdana menteri.

“Yang terpenting adalah kedua pihak harus menepati janji bahwa masing-masing tidak akan mengancam, menghina, atau memprovokasi, serta mengurangi permusuhan antara kedua negara,” kata Anutin Charnvirakul kepada wartawan di Bangkok, merujuk pada potensi kesepakatan tersebut.

Baca Juga: Baht Menguat Tajam, Bank Sentral Thailand Intervensi Atasi Volatilitas

Juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar.

Pejabat Thailand dan Kamboja telah menggelar perundingan di sebuah pos perbatasan sejak Rabu, sementara permusuhan antara kedua negara terus berlanjut. Gencatan senjata sebelumnya runtuh pada awal Desember, dengan sedikitnya 98 orang tewas di kedua pihak dan lebih dari setengah juta orang mengungsi.

Sejak konflik kembali pecah, baik Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim—yang menjabat sebagai ketua ASEAN dan sebelumnya memfasilitasi gencatan senjata—maupun Presiden AS Donald Trump belum berhasil menghentikan pertempuran.

Kedua pihak yang bertikai juga mendapat tekanan dari Beijing untuk mengakhiri pertempuran, dengan utusan khusus China untuk urusan Asia, Deng Xijun, menggelar pembicaraan di Bangkok dan Phnom Penh dalam beberapa hari terakhir.

Baca Juga: Kamboja Sebut Thailand Tingkatkan Serangan di Daerah Perbatasan Saat Masa Perundingan

“Saya berharap kali ini menjadi yang terakhir untuk menandatangani perjanjian semacam ini, sehingga akan tercipta perdamaian di wilayah tersebut dan masyarakat dapat kembali ke rumah mereka,” ujar Anutin.

Thailand dan Kamboja saling menuduh adanya langkah-langkah yang menyebabkan runtuhnya gencatan senjata Juli lalu, yang kemudian diperluas menjadi perjanjian yang lebih luas pada Oktober guna membantu menyelesaikan konflik.

Kedua negara bertetangga itu telah lama berselisih mengenai sejumlah bagian dari perbatasan darat sepanjang 817 kilometer (508 mil), dan pertempuran terbaru meluas dari kawasan hutan di pedalaman dekat Laos hingga ke provinsi-provinsi pesisir.

Selanjutnya: Grafik Harga Emas Antam Hari Ini (26 Desember 2025), Naik atau Turun?

Menarik Dibaca: Film Agak Laen: Menyala Pantiku! Lampaui Jumlah Penonton Film Agak Laen Pertama




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×