kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menjajal bisnis lewat usaha keluarga di sektor garmen (2)


Rabu, 11 Juli 2018 / 16:11 WIB
Menjajal bisnis lewat usaha keluarga di sektor garmen (2)
ILUSTRASI. FENOMENA - Kishore Biyani


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tri Adi

Oleh sebab itu Biyani berusaha untuk memulai bisnis sendiri di sektor yang tidak jauh. Ia memulai bisnis saat melihat tren celana berbahan stonewashed yang tengah tren di India pada awal tahun 1980-an. Ia menemukan pabrik lokal yang membuat kain mirip dengan bahan tersebut. Biyani mencoba untuk menjual produk itu seharga ratusan ribu rupee untuk pabrik garmen dan toko-toko terpilih di kota.

Usaha ini berkembang hingga ia memproduksi sendiri celana menggunakan kain tersebut dan meluncurkan perusahaan manufaktur garmen baru yang disebut Manz Wear pada tahun 1987. Sedangkan pakaian yang dihasilkan diberi merek dagang Pantaloon. Nama ini dipilih karena memberikan nuansa rumah mode Italia dan juga lebih dekat ke kata Pantaloon, yang dalam bahasa Urdu berarti celana panjang.

Pada tahap awal, perusahaan ini tidak berjalan semulus yang ia harapkan. Ia kerap dicibir oleh orang-orang. Para pengkritiknya meramalkan bisnisnya tidak akan maju. Selain itu, bank juga takut memberikan pinjaman karena bisnis Biyani tergolong baru.

Bahkan asosiasi pengecer memutuskan hubungan dengan Biyani. Tak mau berlarut-larut dengan masalah itu, Biyani mendirikan sebuah rantai toko waralaba yang hanya menjual celana Pantaloon pada 1991. Dia juga melakukan ekspansi dengan membuka toko pertama Pantaloon ke luar kota di daerah Goa.

Pada tahun 1992, Biyani melepaskan saham Pantaloon sebesar 60% guna mengumpulkan dana untuk ekspansi, peningkatan dan pemasaran toko. Namun langkah ekspansi ini tidak dibarengi dengan pengawasan manajerial waralaba yang ketat. Sehingga pada 1994, waralaba Pantaloon yang telah menghasilkan lebih dari INR 9 juta tapi cuma memiliki margin tipis.

Oleh sebab itu, Biyani mengubah Pantaloon dari sistem waralaba menjadi pengecer langsung menggunakan model department store. Pada Agustus 1997, ia menyewa dan mengubah properti 930 m di Kolkata untuk mendirikan toko ritel terbesar di India kala itu. Ia menerapkan strategi efisiensi untuk mengembangkan bisnis. Sementara pertumbuhan kelas menengah di India membantu bisnisnya kian berkembang.

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×