kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menjiplak ide bisnis Uber untuk kalahkan Uber (3)


Kamis, 14 Juli 2016 / 12:18 WIB
Menjiplak ide bisnis Uber untuk kalahkan Uber (3)


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Tri Adi

Masyarakat dunia akan terus menyaksikan perseteruan panas antara Uber Technologies dan Didi Chuxing di panggung bisnis transportasi online. Agar bisa melampaui dominasi Uber, Cheng Wei menjiplak resep sukses Uber di layanan pemesanan mobil pribadi. Cheng juga terus mendiversifikasi layanan untuk mendongkrak pangsa pasar di China. Mengejar Uber di pasar global, Didi berinvestasi pada perusahaan pesaing Uber seperti Lyft, GrabTaxi, dan Ola.

Menjadi penguasa pasar transportasi online China bukan berarti posisi aman bagi Didi Chuxing. Pasalnya, Uber Technologies berambisi menguasai China lantaran merupakan negara dengan kontribusi tertinggi di luar Amerika Serikat (AS).

Cheng Wei memilih diversifikasi layanan sebagai resep utama untuk menjegal pertumbuhan Uber di China. Awalnya, Didi merupakan merger antara dua perusahaan aplikasi taksi online.

Pascamerger di hari Valentine 2015, Cheng memimpin perubahan besar di tubuh Didi. Paham betul kekuatan Uber yang sudah mendunia, Cheng meniru Uber.

Dus, Didi merambah pasar mobil pribadi non taksi laiknya Uber. Strategi ini terbukti jitu. Trafik sekaligus pengguna Didi melesat. Saat ini, pemesanan mobil pribadi menyumbang 40%-50% dari total pendapatan Didi.

Cheng juga menyadari betul kekuatan yang dimiliki Didi. Dengan dukungan dua perusahaan teknologi Alibaba dan Tencent sebagai investor, Didi menjelma menjadi perusahaan transportasi online yang hadir di berbagai kanal internet.

Cheng menawarkan kemudahan pembayaran pengguna dengan memanfaatkan Alipay, sistem pembayaran milik Alibaba. Cheng juga menggandeng sosial media paling populer di China, WeChat yang dimiliki Tencent.

Asal tahu saja, pengguna aktif WeChat mencapai 650 juta. Selain bisa menggunakan aplikasi pesan WeChat untuk memesan kendaraan, Didi juga menggunakan Wech Wallet sebagai alat pembayaran.

Untuk memperbesar pangsa pasar, lagi-lagi Didi mengekor jejak Uber yang masuk pasar premium. Didi meluncurkan layanan Didi Black yang memungkinkan pengguna menyewa kendaraan mewah.  

Didi bahkan menambah layanan pemesanan bus dan pemesanan sopir pribadi. Mengutip Tech In Asia, untuk mengembangkan Didi Bus, Cheng bekerja sama dengan beberapa perusahaan operator bus dan perusahaan perjalanan wisata. Berbagai diversifikasi produk ini membuat Didi mampu melayani 11 juta perjalanan per hari.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×