kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Menkeu Negeri Jiran: Malaysia Tidak Berisiko Bangkrut seperti Sri Lanka


Rabu, 20 Juli 2022 / 10:21 WIB
Menkeu Negeri Jiran: Malaysia Tidak Berisiko Bangkrut seperti Sri Lanka
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Malaysia Tengku Zafrul Aziz menegaskan, perekonomian Malaysia stabil dan tidak berisiko bangkrut seperti Sri Lanka. Photo by Wong Fok Loy/SOPA Image


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Menteri Keuangan Malaysia Tengku Zafrul Aziz menegaskan, perekonomian Malaysia stabil dan tidak berisiko bangkrut seperti Sri Lanka. Dia lantas mengutip prediksi Dana Moneter Internasional (IMF) untuk ekonomi Malaysia yang tumbuh sebesar 5,75% tahun ini sebagai alasannya.

"IMF tidak pernah mengatakan bahwa Malaysia menghadapi masalah ekonomi yang bisa membuat negara bangkrut," katanya di parlemen, Selasa (19 Juli) seperti yang dikutip Bloomberg

Dia menambahkan, "Jika kita membandingkan indikator ekonomi kita dengan Sri Lanka, jelas ekonomi kita jauh lebih stabil daripada mereka."

Meski demikian, lanjutnya, pemerintah harus tetap mengelola keuangan negara secara hati-hati dan mengendalikan tingkat utang.

Sebuah pengukur Bloomberg dari probabilitas default satu tahun menunjukkan Malaysia berada pada level 2,43% dibandingkan dengan 19,4% Sri Lanka. Itu artinya, angka di atas 1,5% menandakan risiko tinggi kegagalan untuk membayar.

Pada bulan lalu, Zafrul mengatakan, Malaysia, yang anggarannya dibatasi oleh upaya bantuan inflasi, diperkirakan akan menghasilkan rekor total subsidi RM 77,3 miliar (S$ 24,2 miliar) tahun ini, dengan konsesi pada bahan bakar dan gas memasak saja diproyeksikan menyentuh RM 37,3 miliar.

Lonjakan harga minyak sawit dan minyak mentah tahun ini diperkirakan akan menghasilkan pendapatan pajak RM 10 miliar bagi negara, kata Zafrul pada hari Selasa.

Baca Juga: Sekutu Rajapaksa Ini Dinilai Paling Berpeluang Menjadi Presiden Sri Lanka

Dia juga menambahkan bahwa pemerintah juga akan mengumpulkan tambahan RM 10 miliar dari pendapatan dan pajak tidak langsung seiring pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan akan lebih kuat pada kuartal kedua tahun ini.

Meski begitu, pendapatan yang lebih tinggi tidak akan cukup untuk menutupi lonjakan subsidi pemerintah, katanya.

Melansir Kompas.com, berdasarkan hasil survei Bloomberg, Malaysia masuk dalam daftar 15 negara yang berisiko mengalami resesi. Dalam daftar tersebut, Malaysia berada di peringkat ke-10. 

Survei tersebut menunjukkan, secara berurutan, peringkat 1-15 negara yang berisiko mengalami resesi adalah sebagai berikut: 

Baca Juga: Sri Mulyani Waspada! Ancaman Resesi Makin Nyata di Banyak Negara

  1. Sri Lanka
  2. New Zealand
  3. Korea Selatan
  4. Jepang
  5. China
  6. Hongkong
  7. Australia
  8. Taiwan
  9. Pakistan
  10. Malaysia
  11. Vietnam
  12. Thailand
  13. Filipina
  14. Indonesia
  15. India 

Dalam survei tersebut menyebutkan, Sri Lanka menempati posisi pertama negara berpotensi resesi dengan presentase 85%, New Zealand 33%, Korea Selatan dan Jepang 25%. Lalu China, Hongkong, Australia, Taiwan, dan Pakistan 20%. Malaysia 13%, Vietnam dan Thailand 10%, Filipina 8%, Indonesia 3%, dan India 0%. 



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×