Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - GENEVA. Menteri Kesehatan Palestina Majed Abu Ramadan melaporkan bahwa sebanyak 29 anak dan lansia di Gaza meninggal dunia akibat kelaparan dalam beberapa hari terakhir.
Ia memperingatkan bahwa ribuan warga lainnya juga berada dalam kondisi kritis akibat krisis pangan yang terus memburuk.
Baca Juga: Trump Ingin Pindahkan 1 Juta Warga Palestina dari Gaza ke Libya
Pernyataan ini disampaikan pada Kamis (22/5), di tengah kabar bahwa pengiriman bantuan makanan mulai kembali masuk ke Gaza setelah Israel melonggarkan blokade selama 11 pekan.
Namun, para pejabat Palestina dan lembaga bantuan kemanusiaan menegaskan bahwa jumlah bantuan yang masuk masih jauh dari mencukupi.
"Dalam beberapa hari terakhir, kami kehilangan 29 anak-anak," kata Abu Ramadan kepada awak media, seraya mengklarifikasi bahwa angka tersebut mencakup anak-anak maupun warga lanjut usia.
Menanggapi pernyataan Kepala Bantuan PBB kepada BBC yang memperkirakan 14.000 bayi dapat meninggal dunia tanpa adanya bantuan, Abu Ramadan menyebut angka itu "sangat realistis, bahkan mungkin masih meremehkan skala krisis."
Baca Juga: Ratusan Warga Gaza Tewas dalam 72 Jam, Hamas-Israel Kembali ke Meja Perundingan
Israel mulai memberlakukan blokade total terhadap pengiriman pasokan ke Gaza sejak Maret lalu, dengan alasan Hamas menyita bantuan untuk kepentingan pasukan mereka—klaim yang dibantah oleh kelompok tersebut.
Awal bulan ini, pemantau kelaparan global menyebutkan bahwa sekitar 500.000 orang di Gaza menghadapi risiko kelaparan akut.
Abu Ramadan juga menyampaikan bahwa hanya tujuh atau delapan dari total 36 rumah sakit di Gaza yang masih beroperasi secara terbatas, sementara lebih dari 90% stok obat-obatan sudah habis.
"Informasi yang saya miliki menyebutkan bahwa sangat sedikit truk bantuan yang berhasil masuk ke Gaza hanya sekitar 90 sampai 100 truk, dan itu pun hanya sampai di wilayah selatan dan tengah," ujarnya.
Baca Juga: Laporan IPC: Gaza Menuju Bencana Kelaparan, Setengah Juta Orang dalam Bahaya Ekstrem
"Sejauh yang saya tahu, tidak ada pasokan medis dalam pengiriman itu hanya tepung untuk roti."