Sumber: Daily Mail | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kelompok paramiliter Rusia telah menyeberang ke Rusia dari Ukraina dengan klaim bahwa mereka kini berhadapan dengan pasukan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Mereka juga mengunggah video yang menunjukkan anggota mereka yang berperang.
Tiga kelompok paramiliter Rusia yang beroperasi di Ukraina, yaitu Legiun Kebebasan Rusia (FRL), Batalyon Siberia (SB), dan Korps Relawan Rusia (RDK), mengklaim telah menyeberang ke Rusia untuk melawan pasukan Putin.
Perubahan dramatis ini terjadi saat presiden Rusia berusaha untuk terpilih kembali minggu ini.
Baca Juga: Uni Eropa Memperingatkan Adanya Potensi Genosida di Darfur, Sudan
Dalam unggahan di Telegram, Legiun Kebebasan Rusia menyatakan, "Kami akan merebut tanah kami sentimeter demi sentimeter dari rezim ini."
Mereka mengunggah video yang menampilkan pertempuran di wilayah Belgorod dan Kursk barat Rusia.
Meskipun Rusia mengklaim telah menghentikan invasi mereka, kelompok tersebut mengklaim telah merebut desa Tyotkino di perbatasan Rusia. Sebagai respons terhadap serangan tersebut, sekolah-sekolah di Kursk ditutup hingga akhir pekan.
Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa formasi teroris Ukraina, didukung oleh tank dan kendaraan tempur lapis baja, mencoba menyerang wilayah Belgorod Rusia dari tiga arah terpisah sekitar pukul 03.00 waktu Moskow.
Baca Juga: Ukraina: Wagner Group Tembak Jatuh 6 Helikopter & 1 Pesawat Rusia saat Pemberontakan
Namun, juru bicara badan intelijen Ukraina membantah keterlibatan Ukraina, menyebut kelompok paramiliter sebagai 'organisasi independen' yang terdiri dari warga negara Rusia dan beroperasi di dalam negeri.
Dalam video yang dibagikan secara online untuk menunjukkan bentrokan dengan pasukan pemerintah Rusia, SB menyatakan bahwa 'pertempuran sengit sedang berlangsung di wilayah Federasi Rusia'.
Kelompok tersebut mengimbau warga Rusia untuk tidak ikut dalam pemilihan presiden minggu ini dan menyatakan, "Kami telah mengatakan bahwa tidak mungkin menggulingkan rezim diktator kriminal di Federasi Rusia secara damai. Hal ini hanya dapat dilenyapkan dengan senjata di tangan kita."