kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45921,71   -13,81   -1.48%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski AS berlakukan tarif impor baru, China: Negosiasi dagang belum macet


Minggu, 12 Mei 2019 / 10:38 WIB
Meski AS berlakukan tarif impor baru, China: Negosiasi dagang belum macet


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Wakil Perdana Menteri China Liu He mengatakan China dan Amerika Serikat sepakat untuk melakukan perundingan dagang lebih banyak di Beijing. Di saat yang bersamaan, Presiden AS Donald Trump justru memerintahkan menteri perdagangannya untuk memulai proses pengenaan tarif terhadap semua impor yang tersisa dari China.

Mengutip Reuters, Liu menyuarakan optimisme terukur untuk mencapai kesepakatan, tetapi mengakui ada masalah prinsip dimana China tidak akan mundur.

"Negosiasi belum macet," ujar Liu, pemimpin tim negosiasi China dalam perundingan dagang di Washington, Jumat (10/5).

"Justru sebaliknya, saya pikir kemunduran kecil adalah normal dan tak terhindarkan selama negosiasi kedua negara. Ke depan kami masih optimistis," imbuh Liu.

Namun optimisme Liu ini dilemahkan oleh Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin yang mengatakan kepada CNBC bahwa sampai saat ini tidak ada rencana pembicaraan lebih lanjut dengan China.

Trump lewat cuitannya di Twitter pada Sabtu mengatakan ia berpikir China merasa dipukul sangat para dalam negosiasi baru-baru ini sehingga mereka mungkin akan menunggu pemilihan presiden 2020. "Untuk melihat apakah mereka bisa beruntung dan mendapatkan kemenangan Demokrat, kalau-kalau mereka akan terus merugikan AS sebesar US$ 500 miliar per tahun."

"Satu-satunya masalah adalah bahwa mereka tahu saya akan menang," tulis Trump di Twitter. "...dan kesepakatan akan menjadi jauh lebih buruk bagi mereka jika harus dinegosiasikan dalam masa jabatan kedua saya. Akan lebih bijak jika mereka bertindak sekarang.  Tetapi senang mengenakan tarif besar!"

AS meningkatkan perang tarif dengan China pada Jumat lalu dengan menaikkan pajak barang-barang China senilai US$ 200 miliar di tengah-tengah perundingan dagang untuk menyelamatkan kesepakatan perdagangan. 

Pada Jumat, Trump mengeluarkan perintah kenaikan tarif impor dan mengatakan China melanggar kesepakatan dengan mengingkari komitmen yang telah dibuat selama negosiasi berbulan-bulan.

China sangat menentang kenaikan tarif terbaru AS. "Saat ini kedua belah pihak telah sepakat dalam banyak hal tetapi terus terang juga ada perbedaan. kami pikir perbedaan ini adalah masalah prinsip yang signifikan," ujar Liu. "Kami benar-benar tidak dapat membuat konsesi pada masalah prinsip semacam itu."

Dia menambahkan, perundingan dagang akan berlanjut di Beijing, tetapi tidak merinci lebih lanjut. 

Sementara itu, menggarisbawahi minimnya kemajuan dalam perundingan dagang, Trump memerintahkan kenaikan tarif lebih lanjut.

Rencananya, Trump akan mengenakan kenaikan tarif impor untuk barang dari China senilai US$ 300 miliar. Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dalam sebuah pernyataan pada Jumat mengatakan, pemberlakuan pajak yang baru belum diputuskan.




TERBARU

[X]
×