Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Pemimpin Hong Kong Carrie Lam memutuskan, untuk tidak memberikan konsesi kepada para pengunjuk rasa dalam menghadapi kekerasan yang meningkat, yang menurut polisi sekarang "mengancam jiwa" mengacu peledakan bom kecil.
"Saya telah mengatakan dalam banyak kesempatan, bahwa kekerasan tidak akan memberi kita solusi. Kekerasan hanya akan menghasilkan lebih banyak kekerasan," kata Lam dalam konferensi pers, Selasa (15/10), seperti dikutip Reuters.
"Agar konsesi dibuat cuma karena kekerasan yang meningkat hanya akan membuat situasi semakin buruk. Di sisi lain, kita harus mempertimbangkan segala cara untuk mengakhiri kekerasan," tegas Lam.
Baca Juga: Hong Kong lindungi keluarga polisi dari protes yang berujung kekerasan
Para pengunjuk rasa memiliki lima tuntutan utama, yang meliputi hak pilih universal dan penyelidikan independen atas apa yang mereka katakan sebagai kekuatan berlebihan oleh polisi dalam menangani demonstrasi.
Hong Kong telah diguncang oleh empat bulan aksi demo yang kerap kali berakhir dengan bentrokan dengan polisi. Kekerasan semakin meningkat sejak pemerintah memberlakukan undang-undang darurat era kolonial pada 4 Oktober lalu.
Pada Minggu (13/10) malam, pengunjuk rasa dan polisi bentrok yang melahirkan "pertempuran" kecil di pusat perbelanjaan dan jalanan di Hong Kong. Bahkan, aktivis berpakaian hitam melemparkan 20 bom molotov ke sebuah kantor polisi.
Bom diledakkan dari jarak jauh
Selain itu, sebuah bom, yang menurut polisi mirip dengan yang digunakan dalam "serangan teroris", diledakkan dari jarak jauh ketika sebuah mobil polisi melaju melewati petugas yang membersihkan penghalang jalan.
Kemudian, seorang perwira polisi lehernya diiris oleh seorang pengunjuk rasa. Seorang siswa sekolah berusia 18 tahun telah didakwa menyerang petugas dengan pisau yang menyebabkan kerusakan tubuh yang parah.
Baca Juga: Google Hapus gim dengan latar belakang aksi protes di Hong Kong
Menurut Lam, polisi telah menangkap lebih dari 2.300 orang sejak Juni lalu begitu kekerasan meningkat. Puluhan dari yang ditangkap masih remaja, beberapa malah berusia 12 tahun.
Lam mengatakan, dia akan fokus pada inisiatif tanah dan perumahan dalam Pidato Kebijakan Tahunan, Rabu (16/10) besok. Ini sebagai usaha untuk mengembalikan kepercayaan pada masa depan Hong Kong.
Maklum, Hong Kong menghadapi resesi pertama dalam satu dekade, dengan sektor pariwisata dan ritel terpukul oleh aksi demo tidak berkesudahan. CBRE, perusahaan investasi realestat komersial, menyebutkan, tarif sewa ritel anjlok pada kuartal III 2019, penurunan paling tajam sejak 1998 silam.