kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski Perang, Nilai Kekayaan Miliarder Rusia Melonjak Tajam


Senin, 24 April 2023 / 06:23 WIB
Meski Perang, Nilai Kekayaan Miliarder Rusia Melonjak Tajam
ILUSTRASI. Miliarder atau orang-orang terkaya Rusia berhasil menambahkan nilai kekayaan mereka senilai US$ 152 miliar selama setahun terakhir. REUTERS/Dado Ruvic


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Miliarder atau orang-orang terkaya Rusia berhasil menambahkan nilai kekayaan mereka senilai US$ 152 miliar selama setahun terakhir. 

Melansir Reuters yang mengutip Forbes Rusia, hal ini didukung oleh tingginya harga sumber daya alam dan pulihnya nilai kekayaan mereka tepat setelah perang Ukraina dimulai.

Informasi saja, menurut edisi Forbes Rusia terbaru, Rusia memiliki 110 miliarder resmi dalam daftar, naik 22 dari tahun lalu. Adapun total kekayaan mereka meningkat menjadi US$ 505 miliar dari sebelumnya US$ 353 miliar ketika daftar tahun 2022 diumumkan.

Forbes mengatakan, daftar itu akan lebih panjang jika lima miliarder, yakni pendiri DST Global Yuri Milner, pendiri Revolut Nikolay Storonsky, pendiri Freedom Finance Timur Turlov, dan salah satu pendiri JetBrains Sergei Dmitriev dan Valentin Kipyatkov, tidak menanggalkan kewarganegaraan Rusia mereka.

"Hasil pemeringkatan tahun lalu juga dipengaruhi oleh prediksi apokaliptik tentang ekonomi Rusia," kata Forbes.

Diberitakan pula bahwa total kekayaan miliarder Rusia adalah US$ 606 miliar pada tahun 2021, sebelum perang dimulai.

Baca Juga: 20 Negara dengan Miliarder Terbanyak 2023 versi Forbes, Indonesia Termasuk?

Setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan pasukan ke Ukraina pada 24 Februari tahun lalu, Barat memberlakukan sanksi paling berat dalam sejarah modern terhadap ekonomi Rusia - dan beberapa miliarder - dalam upaya untuk menghukum Putin atas perang tersebut.

Putin mengatakan Barat berusaha menghancurkan Rusia dan telah berulang kali menggembar-gemborkan kegagalan sanksi Barat untuk menghancurkan ekonomi Rusia, atau bahkan menghentikan barang-barang mewah Barat - apalagi suku cadang dasar - berakhir di Rusia.

Ekonomi Rusia menyusut 2,1% pada tahun 2022 di bawah tekanan sanksi Barat. Akan tetapi, Rusia mampu menjual minyak, logam, dan sumber daya alam lainnya ke pasar global, khususnya ke China, India, dan Timur Tengah.

Baca Juga: Vladimir Putin Bakal Tempatkan Senjata Nuklir di Belarus, Bagaimana Reaksi AS?

Dana Moneter Internasional (IMF) pada bulan ini menaikkan perkiraan pertumbuhan Rusia pada 2023 menjadi 0,7% dari 0,3%. Namun, IMF menurunkan perkiraan 2024 menjadi 1,3% dari 2,1%, dengan mengatakan pihaknya juga memperkirakan kekurangan tenaga kerja dan eksodus perusahaan Barat akan merugikan ekonomi negara tersebut. 

Harga minyak Ural, sumber kehidupan ekonomi Rusia, rata-rata US$ 76,09 per barel pada tahun 2022, atau naik dari posisi US$ 69 pada tahun 2021. Harga pupuk juga tinggi tahun lalu.

Andrei Melnichenko, yang menghasilkan banyak uang dari pupuk, terdaftar sebagai orang terkaya Rusia oleh Forbes dengan perkiraan nilai kekayaan US$ 25,2 miliar, lebih dari dua kali lipat dari perkiraan kekayaannya tahun lalu. Melnichenko tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar langsung mengenai peringkat Forbes tersebut.

Vladimir Potanin, presiden dan pemegang saham terbesar Nornickel, produsen paladium dan nikel olahan terbesar di dunia, menduduki peringkat kedua terkaya di Rusia dengan kekayaan US$ 23,7 miliar. Potanin tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar tentang peringkat Forbes tersebut.

Vladimir Lisin, yang mengendalikan pembuat baja NLMK dan menduduki peringkat tahun lalu sebagai orang terkaya Rusia, berada di urutan ketiga dalam daftar Forbes Rusia dengan nilai kekayaan US$ 22,1 miliar. Lisin tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar tentang peringkat Forbes tersebut.

Banyak miliarder Rusia menganggap sanksi Barat sebagai tindakan yang kikuk, dan bahkan rasis.

Baca Juga: Nuklir Taktis Rusia Bakal Ditempatkan di Belarus, AS Bersikap Hati-Hati

Membangun kekayaan saat Uni Soviet runtuh, sekelompok kecil taipan yang dikenal sebagai oligarki membujuk Kremlin di bawah mendiang Presiden Boris Yeltsin untuk memberi mereka kendali atas beberapa perusahaan minyak dan logam terbesar di dunia.

Kesepakatan privatisasi sering mendorong para taipan ke liga orang super kaya dunia, membuat mereka tidak disukai jutaan orang Rusia yang miskin.

Tetapi di bawah Putin, beberapa oligarki asli, seperti Mikhail Khodorkovsky dan Boris Berezovsky, dilucuti asetnya, yang akhirnya berakhir di bawah pengaruh perusahaan negara yang sering dijalankan oleh mantan mata-mata.

Nama-nama miliarder Rusia baru dalam daftar Forbes termasuk miliarder yang menghasilkan uang dari makanan ringan, supermarket, bahan kimia, bangunan, dan obat-obatan, menunjukkan bahwa permintaan domestik Rusia tetap kuat meskipun ada sanksi.




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×