Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - STOCKHOLM. Perusahaan pakaian asal Swedia, H&M mencatatkan laba kuartalan yang jauh di bawah ekspektasi analis untuk periode Desember hingga Februari. Hal tersebut akibat dari pandemi Covid-19 hingga masalah rantai pasokan.
Dalam kuartal pertama fiskalnya, grup tersebut meraih laba sebelum pajak 282 juta crown atau setara US$ 30,5 juta dari kerugian 1,39 miliar setahun sebelumnya, jauh di bawah perkiraan rata-rata laba 1,04 miliar crown yang disurvei oleh analis untuk periode tersebut.
Hasilnya tetap jauh di bawah tingkat pra-pandemi, dengan grup tersebut menghasilkan laba senilai 2,50 miliar crown pada kuartal pertama tahun 2020. Saham H&M turun 8% pada awal perdagangan.
"Penjualan dan keuntungan untuk kuartal tersebut dipengaruhi oleh efek negatif dari pandemi di banyak pasar utama grup," kata H&M dalam sebuah pernyataan dikutip dari Reuters, Kamis (31/3).
Baca Juga: Presiden Ukraina: Kami akan Berjuang untuk Setiap Meter Tanah Kami
Sementara itu, pada periode yang sama, penjualan mampu mencatatkan kenaikan 23% yoy. Namun, masih turun 11% dari dua tahun sebelumnya.
Peritel mode terbesar kedua di dunia setelah pemilik Zara Inditex mengatakan penjualan pada periode 1-28 Maret, awal kuartal kedua fiskal, naik hanya 6% dalam mata uang lokal.
Tidak termasuk Rusia, Belarusia dan Ukraina, di mana H&M telah menutup toko sementara karena invasi Rusia ke Ukraina, kenaikan Maret adalah 11%, lebih lambat dari pada kuartal pertama. Tahun lalu Rusia menyumbang 4% dari penjualan grup.
"Ada ketidakpastian lanjutan mengenai perkembangan dan perusahaan terus memantau dan mengevaluasi situasi," kata H&M tentang krisis Ukraina.