Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Raksasa media sosial Meta Platforms Inc. berencana menggalang dana hingga US$ 30 miliar melalui penerbitan obligasi, menjadikannya penjualan obligasi terbesar sepanjang sejarah perusahaan.
Langkah ini dilakukan untuk mendanai ekspansi besar-besaran di bidang kecerdasan buatan (AI) yang menimbulkan lonjakan biaya operasional.
Meta menyampaikan rencana tersebut dalam pengajuan resmi pada Kamis (30/10/2025).
Baca Juga: Prediksi CEO Apple Tim Cook: Penjualan iPhone Kuartal Liburan Bakal Pecahkan Rekor
Dana akan dihimpun lewat enam seri obligasi dengan tenor antara 5 hingga 40 tahun, masing-masing bernilai US$ 4 miliar hingga US$ 6,5 miliar.
Penjamin emisi mencakup Morgan Stanley, Allen & Company, dan Blaylock Van, antara lain.
Sebelumnya, Meta terakhir kali memasuki pasar obligasi pada tahun 2022 dengan nilai US$ 10 miliar.
Biaya AI Membengkak, Pendapatan Tak Mampu Mengimbangi
Meski pendapatan Meta naik 26% pada kuartal terakhir, biaya operasional melonjak 32%, sehingga menekan sentimen investor. Saham Meta pun anjlok lebih dari 11% pada Kamis.
Baca Juga: Meta Catat Biaya Sekali Bayar Rp 256 Triliun Untuk Program Trump
Perusahaan memperkirakan belanja modal (capex) tahun depan akan “jauh lebih tinggi” dibandingkan 2025, terutama untuk memperluas infrastruktur AI seperti pusat data, server, dan jaringan komputasi.
Meta juga telah menaikkan proyeksi belanja modal tahun 2025 menjadi US$ 70 miliar–US$ 72 miliar, dari perkiraan sebelumnya US$ 66 miliar–US$ 72 miliar.
Proyek Raksasa dan Perang Talenta AI
Pekan lalu, Meta meneken kesepakatan pembiayaan US$ 27 miliar dengan Blue Owl Capital, kesepakatan pendanaan swasta terbesar dalam sejarah Meta.
Dana ini akan digunakan untuk membangun pusat data “Hyperion” di Richland Parish, Louisiana, yang disebut-sebut sebagai proyek AI terbesar perusahaan sejauh ini.
Menurut perkiraan Morgan Stanley, raksasa teknologi seperti Alphabet, Amazon, Meta, Microsoft, dan CoreWeave diperkirakan akan menghabiskan total US$ 400 miliar untuk infrastruktur AI tahun ini.
Baca Juga: Meta Luncurkan Kacamata Pintar dengan Layar Display, Bidik Era ‘Superintelligence’
Selain infrastruktur, Meta juga berinvestasi besar dalam perekrutan talenta AI. CEO Mark Zuckerberg memimpin langsung rekrutmen agresif untuk unit baru Superintelligence Labs, yang fokus pada pengembangan AI tingkat lanjut.
“Kompensasi karyawan, khususnya untuk talenta AI, akan menjadi kontributor terbesar kedua terhadap kenaikan biaya tahun depan,” ungkap CFO Meta, Susan Li.
Dampak ke Pasar Obligasi
Rencana penerbitan obligasi Meta ini turut memicu aksi jual surat utang AS (U.S. Treasuries) karena investor melakukan lindung nilai atas potensi pasokan obligasi korporasi besar.
Layanan berita keuangan IFR dan Bloomberg menjadi pihak pertama yang melaporkan rencana penerbitan obligasi tersebut.


/2021/10/29/1577947649.jpg) 
 











