Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. CEO Apple Tim Cook memproyeksikan penjualan iPhone pada kuartal liburan (Oktober–Desember) akan melampaui perkiraan analis Wall Street, didorong lonjakan permintaan untuk iPhone 17 meski perusahaan masih menghadapi kendala pasokan dan keterlambatan pengiriman ke China.
Dalam wawancara dengan Reuters Kamis (30/10/2025), Cook mengatakan bahwa penjualan iPhone pada kuartal fiskal pertama 2026 diperkirakan tumbuh dua digit secara tahunan, sementara pendapatan keseluruhan naik 10%–12% dibanding tahun sebelumnya.
Baca Juga: Dolar AS Bertahan di Puncak 3 Bulan Jumat (31/10) Pagi, Mencermati Arah Bank Sentral
Proyeksi ini mengalahkan estimasi analis yang memperkirakan penjualan iPhone naik 9,8% menjadi US$ 75,91 miliar dan total penjualan meningkat 6,6% menjadi US$ 132,53 miliar, berdasarkan data LSEG.
“Pada kuartal ini kami masih mengalami keterbatasan pasokan untuk beberapa model iPhone 17, dan kami sedang memenuhi pesanan secepat mungkin,” ujar Cook. “Ini masalah yang menyenangkan untuk dihadapi.”
Kinerja Kuartal IV 2025
Untuk kuartal fiskal yang berakhir 27 September 2025, Apple membukukan penjualan US$ 102,47 miliar dan laba per saham US$ 1,85, sedikit di atas ekspektasi analis masing-masing US$ 102,26 miliar dan US$ 1,77 per saham.
Baca Juga: iPhone 17 Laris Manis, Nilai Pasar Apple Tembus US$ 4 Triliun
Namun, penjualan iPhone sebesar US$ 49,03 miliar sedikit di bawah perkiraan US$ 50,19 miliar, karena keterlambatan peluncuran iPhone Air di China akibat izin regulasi.
Cook menyebut, penundaan peluncuran iPhone Air model tertipis yang pernah dibuat Apple dan menjadi desain terbesar dalam beberapa tahun adalah “alasan utama” turunnya penjualan di China.
Penjualan di wilayah Greater China tercatat US$ 14,49 miliar, di bawah perkiraan analis US$ 16,24 miliar.
Meski begitu, Cook tetap optimistis. “Kami sangat antusias dengan respons pasar China terhadap produk baru kami dan berharap dapat kembali tumbuh pada kuartal pertama,” ujarnya.
Baca Juga: Apple Menang di Pengadilan, Gugatan Class Action Soal Monopoli App Store Dibatalkan
Produk dan Segmen Bisnis
Apple berharap peluncuran iPhone Air, yang disebut-sebut sebagai langkah awal menuju ponsel lipat, serta model iPhone Pro dan iPhone base terbaru, akan mendorong penjualan di kuartal mendatang.
Produk lain seperti AirPods baru yang dilengkapi fitur AI penerjemah bahasa juga mencatat kinerja kuat.
Penjualan divisi aksesori, termasuk AirPods dan Apple Watch, mencapai US$ 9,01 miliar, melampaui perkiraan US$ 8,49 miliar.
Lini bisnis layanan digital, yang mencakup Apple TV dan bisnis film, membukukan pendapatan US$ 28,75 miliar, sedikit di atas estimasi US$ 28,17 miliar.
Penjualan Mac mencapai US$ 8,73 miliar, dan iPad sebesar US$ 6,95 miliar.
Baca Juga: Warren Buffett Kehilangan Potensi Keuntungan Hampir Rp2.000 Triliun dari Saham Apple
Tantangan dan Prospek
Apple tetap menghadapi tekanan dari perang dagang AS–China. Biaya terkait tarif impor mencapai US$ 1,1 miliar pada kuartal lalu dan diperkirakan naik menjadi US$ 1,4 miliar pada kuartal ini, menurut CFO Kevan Parekh.
Namun, margin kotor diproyeksikan tetap kuat di 47%–48%, melampaui rata-rata ekspektasi pasar sebesar 46,9%.
Saham Apple naik 3,7% dalam perdagangan setelah jam bursa pada Kamis (30/10) usai laporan tersebut.
Meskipun kinerjanya sempat tertinggal dari saham teknologi besar lain dalam kelompok “Magnificent Seven”, prospek kuat di kuartal liburan memberi Apple ruang untuk memperkuat permintaan sekaligus mempercepat pengembangan fitur kecerdasan buatan (AI).
Cook menyebut Apple sedang “membuat kemajuan baik” dalam pembaruan besar untuk Siri, yang akan diluncurkan tahun depan.


/2020/09/30/53357659.jpg) 
  
  
  
  
  
  
  
  
 











